KONSEP
DASAR PEMERIKSAAN KLINIK
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NILAWATI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GETSEMPENA
2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah epidural sering pendek
untuk anestesi epidural, suatu bentuk anestesi regional yang melibatkan
suntikan obat melalui kateter ditempatkan ke dalam ruang epidural. Suntikan
dapat menyebabkan hilangnya kedua sensasi (anestesi) dan hilangnya rasa sakit
(analgesia), dengan menghalangi transmisi sinyal melalui saraf di dalam atau di
dekat sumsum tulang belakang.
Ruang epidural (atau
extradural ruang atau ruang peridural) adalah bagian dari tulang belakang
manusia. Ini adalah ruang di dalam tulang kanal tulang belakang tetapi di luar
membran disebut dura mater (kadang-kadang disebut "dura"). Kontak
dengan permukaan batin dura membran lain disebut arachnoid mater (
"arachnoid"). The arachnoid mencakup cairan cerebrospinal yang
mengelilingi sumsum tulang belakang.
Spinal anestesi adalah teknik
dimana sebuah obat bius lokal disuntikkan ke dalam cairan cerebrospinal. Teknik
ini memiliki beberapa kesamaan dengan anestesi epidural, dan dua teknik dapat
dengan mudah dikacaukan dengan satu sama lain.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui teknik dan cara untuk menanggulangi penyakit-penyakit
dengan cara epidural, terapi panas dingin dan kompres
1.3 Sistematika Penulisan
- Bab
I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
- Bab II merupakan bab Pembahasan yang merupakan
esensi dari isi makalah tersebut ini
- Bab III adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
Epidural anestesi dan analgesia
Indikasi Menyuntikkan obat ke
dalam ruang epidural terutama dilakukan untuk analgesia. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan sejumlah teknik yang berbeda dan untuk berbagai
alasan. Selain itu, beberapa efek samping dari epidural analgesia mungkin dapat
bermanfaat dalam keadaan tertentu (misalnya vasodilasi mungkin bermanfaat jika
pasien menderita penyakit pembuluh darah perifer). Ketika kateter ditempatkan
ke dalam ruang epidural (lihat di bawah) infus kontinu dapat dipertahankan
selama beberapa hari, jika diperlukan. Analgesia epidural dapat digunakan:
·
Untuk
analgesia sendirian, di mana operasi tidak dipertimbangkan. Epidural untuk
menghilangkan rasa sakit (misalnya dalam melahirkan) adalah tidak mungkin
menyebabkan hilangnya kekuatan otot, tetapi biasanya tidak cukup untuk operasi.
·
Sebagai
tambahan untuk anestesi umum. Para ahli anestesi dapat menggunakan analgesia
epidural di samping anestesi umum. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan pasien
opioid analgesik. Metode ini cocok untuk berbagai jenis operasi, berhubung dgn
ginekologi misalnya pembedahan (misalnya histerektomi), bedah ortopedi
(misalnya penggantian pinggul), bedah umum (misalnya laparotomi) dan operasi
vaskular (misalnya aneurisma aorta terbuka perbaikan). Lihat juga caudal
epidural, di bawah ini.
·
Sebagai
satu-satunya teknik untuk anestesi bedah. Beberapa operasi, paling sering
operasi Caesar, dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi epidural sebagai
satu-satunya teknik. Biasanya pasien akan tetap terjaga selama operasi. Dosis
yang diperlukan untuk anestesi jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk
analgesia.
·
Untuk
analgesia pasca operasi, di salah satu dari dua situasi di atas. Analgesik
diberikan ke dalam ruang epidural selama beberapa hari setelah operasi, asalkan
kateter telah dimasukkan. Melalui penggunaan yang dikendalikan pasien epidural
analgesia (PCEA) pompa infus, pasien dapat diberikan kemampuan untuk
mengendalikan rasa sakit setelah operasi diberikan obat melalui epidural.
·
Untuk
perawatan sakit punggung. Injeksi analgesik dan steroid ke dalam ruang epidural
dapat meningkatkan beberapa bentuk sakit punggung. Lihat di bawah.
·
Untuk
pengobatan sakit kronis atau peringanan gejala di terminal perawatan, biasanya
dalam jangka pendek atau jangka menengah.
Ruang epidural lebih sulit dan berisiko untuk mengakses naik sebagai salah satu tulang belakang, sehingga teknik epidural yang paling cocok untuk analgesia untuk dada, perut, panggul atau kaki. Mereka adalah (biasanya) banyak yang kurang cocok untuk analgesia untuk leher, atau lengan dan tidak mungkin bagi kepala (karena persarafan sensorik untuk kepala muncul langsung dari otak melalui saraf tengkorak dan bukan dari sumsum tulang belakang melalui ruang epidural.)
Ruang epidural lebih sulit dan berisiko untuk mengakses naik sebagai salah satu tulang belakang, sehingga teknik epidural yang paling cocok untuk analgesia untuk dada, perut, panggul atau kaki. Mereka adalah (biasanya) banyak yang kurang cocok untuk analgesia untuk leher, atau lengan dan tidak mungkin bagi kepala (karena persarafan sensorik untuk kepala muncul langsung dari otak melalui saraf tengkorak dan bukan dari sumsum tulang belakang melalui ruang epidural.)
2.1 Pengertian
-
Epidural
Epidural termasuk dalam
anestesi regional, yaitu pembiusan yang hanya diberikan di bagian tubuh
tertentu saja. Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu,
daripada harus melakukan pembiusan total. Suntikan diberikan dengan cara
mengebaskan bagian bawah perut dan kaki. Akibatnya, kontraksi yang dirasakan
ibu bersalin tak lagi terasa.
Pada persalinan spontan,
kebanyakan ibu memilih untuk memperoleh tindakan epidural saat bukaannya sudah
mencapai 4 sampai 5 cm. Bila persalinan dilakukan dengan operasi Caesar,
epidural dilakukan sebelum operasi. Dengan epidural, Anda akan tetap terjaga,
dan meringankan rasa sakit saat pemulihan sehingga calon ibu merasa lebih
santai.
Keuntungan
yang pernah diklarifikasikan lebih dari 90% wanita yang mendapatkan epidural terbebas total dari rasa
sakit. Selain membuat tenang dan lebih nyaman, epidural juga memungkinkan Anda
untuk fokus dan memberikan kekuatan untuk ikut aktif dalam pengalaman bersalin
Anda Pikiran Anda akan jauh lebih tenang. Sekarang ini epidural lebih umum
dilakukan karena kaki dan paha tidak kebas sepenuhnya, sehingga mama merasa
lebih nyaman.
Kerugian
melakukan epidural terkadang
anda merasa hanya kebas pada satu sisi badan, atau merasa ada sebagian kecil
dari perut yang tidak terbius. Mungkin dapat membuat anda menggigil atau
gemetar.
Epidural dapat memperlama waktu persalinan, terlebih saat mengejan karena tak bisa menentukan tekanan. Beberapa perempuan mengalami kesulitan buang air kecil setelah diberikan epidural.
Epidural dapat memperlama waktu persalinan, terlebih saat mengejan karena tak bisa menentukan tekanan. Beberapa perempuan mengalami kesulitan buang air kecil setelah diberikan epidural.
-
Terapi
Panas Dingin
Osteoartritis sendi lutut
merupakan salah satu penyakit degeneratif yang berkembang menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan fisik baik dari
tingkat impairment (terutama keluhan nyeri), tingkat disability sebagai akibat
terganggunya kemampuan aktivitas hidup sehari-hari dan tingkat handicaps dimana
penderita tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Nyeri adalah
alasan utama yang mendorong penderita osteoartritis lutut untuk mencari
pengobatan. Pengurangan nyeri terutama adalah melalui rehabilitasi medik
(pencegahan tersier) berupa modalitas fisik, salah satunya adalah terapi panas
dan terapi dingin.
Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis pengaruh frekuensi, lama dan keteraturan mengikuti terapi
terhadap keluhan nyeri pada penderita osteoartritis lutut dengan terapi panas
dan terapi dingin. Diharapkan dengan dianalisisnya hal-hal tersebut dapat
memotivasi penderita osteoartritis lutut untuk mengikuti rehabilitasi medik.
Rancang bangun penelitian ini adalah cross sectional. Besar sampel adalah
78 responden. Untuk karakteristik responden dan karakteristik nyeri dianalisis
secara deskriptif. Untuk melihat ada tidaknya pengurangan keluhan nyeri sendi
lutut sebelum dan sesudah mengikuti terapi panas dan terapi dingin digunakan
uji Wilcoxon Signed Ranks Test, kemudian untuk melihat ada tidaknya pengaruh
dari variabel-variabel yang diteliti dilakukan uji Regresi Ordinal. Sebagian besar responden berumur 45-54
tahun (37,2%), berjenis kelamin wanita (91%), mempunyai tingkat pendidikan SMP
(35,9%), dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (56,4%).
Setelah diuji dengan Wilcoxon
Signed Ranks Test, didapatkan perbedaan keluhan nyeri lutut antara sebelum dan
sesudah mengikuti terapi, baik pada penderita osteoartritis lutut dengan terapi
panas (2-tailed = 0,000) maupun dengan terapi dingin (2-tailed = 0,000).
Hasil Regresi Ordinal
menunjukkan pada penderita osteoartritis dengan terapi panas, frekuensi (sig. =
0,141 dan 0,814) dan lama (sig. = 0,479) mengikuti terapi tidak berpengaruh
terhadap keluhan nyeri, sedangkan keteraturan mengikuti terapi (sig. = 0,000)
berpengaruh terhadap keluhan nyeri. Pada penderita osteoartritis dengan terapi
dingin, lama mengikuti terapi (sig. = 0,895) tidak berpengaruh terhadap keluhan
nyeri, sedangkan frekuensi (sig. = 0,000) dan keteraturan (sig. = 0,002)
mengikuti terapi berpengaruh terhadap keluhan nyeri.
Dari hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan frekuensi dan keteraturan mengikuti terapi berpengaruh
terhadap keluhan nyeri pada penderita osteoartritis lutut. Pada penderita
osteoartritis lutut disarankan untuk mengikuti terapi sesuai dengan frekuensi
dan keteraturan yang dianjurkan oleh dokter.
-
Kompres
Bagian
tubuh yang sering didera keluhan nyeri adalah leher, kaki, dan tangan. Selain
obat dan terapi, untuk pertolongan pertama bisa dilakukan kompres. Dari
jenisnya, kompres dibagi menjadi dua, yakni kompres dingin dan hangat, yang
memiliki manfaat berikut :
Kompres hangat
Ø Dapat dilakukan dengan menempelkan kantong
karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air
hangat, ke bagian tubuh yang nyeri
Ø Sebaiknya diikuti dengan latihan
pergerakan atau pemijatan.
Ø Dampak fisiologis dari kompres hangat
adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan
atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah.
Kompres dingin
Ø Yang digunakan adalah kantong berisi es
batu (cold pack), bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin.
Ø Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi
(pembuluh darah penguncup) dan penurunan metabolik, membantu mengontrol
perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan
aktivitas ujung saraf pada otot.
Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih dari 30 menit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Epidural termasuk dalam
anestesi regional, yaitu pembiusan yang hanya diberikan di bagian tubuh
tertentu saja. Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu,
daripada harus melakukan pembiusan total. Suntikan diberikan dengan cara
mengebaskan bagian bawah perut dan kaki. Akibatnya, kontraksi yang dirasakan
ibu bersalin tak lagi terasa.
Menurut
para dokter, panas yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah,
menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu, panas
juga berfungsi menghilangkan sensasi sakit. Dari mana sumber panasnya? Anda
bisa menggunakan berbagai peralatan seperti lapik pemanas (heating pad),
lampu pemanas atau menggunakan uap panas dengan cara mandi air hangat
atau kompres dengan kain yang telah direndam dalam air panas.
Berbeda
dengan panas, kompres dingin mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau
mengecilkan pembuluh darah. Meskipun sensasi dari kompres air es atau kompres
kantung es akan menimbulkan rasa tidak nyaman di awal, tetapi cara ini bisa
meredam rasa sakit.
3.2 Saran
Kami
sebagai penyusun makalah ini mengharapkan dalam pelayanan kesehatan agar lebih
berhati-hati dan waspada dalam mengambil keputusan, dan seharusnya untuk lebih
mendalami bidang-bidangnya agar kelak tidak salah dalam menanggulangi suatu
permasalahan yang dihadapi
No comments:
Post a Comment