Sunday 27 August 2017

Makalah Konsep Dasar Pemeriksaan Klinik





KONSEP DASAR PEMERIKSAAN KLINIK


DI
S
U
S
U
N

OLEH :

NILAWATI




 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GETSEMPENA
2009/2010


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Istilah epidural sering pendek untuk anestesi epidural, suatu bentuk anestesi regional yang melibatkan suntikan obat melalui kateter ditempatkan ke dalam ruang epidural. Suntikan dapat menyebabkan hilangnya kedua sensasi (anestesi) dan hilangnya rasa sakit (analgesia), dengan menghalangi transmisi sinyal melalui saraf di dalam atau di dekat sumsum tulang belakang.
Ruang epidural (atau extradural ruang atau ruang peridural) adalah bagian dari tulang belakang manusia. Ini adalah ruang di dalam tulang kanal tulang belakang tetapi di luar membran disebut dura mater (kadang-kadang disebut "dura"). Kontak dengan permukaan batin dura membran lain disebut arachnoid mater ( "arachnoid"). The arachnoid mencakup cairan cerebrospinal yang mengelilingi sumsum tulang belakang.
Spinal anestesi adalah teknik dimana sebuah obat bius lokal disuntikkan ke dalam cairan cerebrospinal. Teknik ini memiliki beberapa kesamaan dengan anestesi epidural, dan dua teknik dapat dengan mudah dikacaukan dengan satu sama lain.

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui teknik dan cara untuk menanggulangi penyakit-penyakit dengan cara epidural, terapi panas dingin dan kompres
1.3  Sistematika Penulisan
      - Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan
         penulisan, dan sistematika penulisan.
      - Bab II merupakan bab Pembahasan yang merupakan esensi dari isi makalah tersebut ini
- Bab III adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.









BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
Epidural anestesi dan analgesia
Indikasi Menyuntikkan obat ke dalam ruang epidural terutama dilakukan untuk analgesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sejumlah teknik yang berbeda dan untuk berbagai alasan. Selain itu, beberapa efek samping dari epidural analgesia mungkin dapat bermanfaat dalam keadaan tertentu (misalnya vasodilasi mungkin bermanfaat jika pasien menderita penyakit pembuluh darah perifer). Ketika kateter ditempatkan ke dalam ruang epidural (lihat di bawah) infus kontinu dapat dipertahankan selama beberapa hari, jika diperlukan. Analgesia epidural dapat digunakan:
·         Untuk analgesia sendirian, di mana operasi tidak dipertimbangkan. Epidural untuk menghilangkan rasa sakit (misalnya dalam melahirkan) adalah tidak mungkin menyebabkan hilangnya kekuatan otot, tetapi biasanya tidak cukup untuk operasi.
·         Sebagai tambahan untuk anestesi umum. Para ahli anestesi dapat menggunakan analgesia epidural di samping anestesi umum. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan pasien opioid analgesik. Metode ini cocok untuk berbagai jenis operasi, berhubung dgn ginekologi misalnya pembedahan (misalnya histerektomi), bedah ortopedi (misalnya penggantian pinggul), bedah umum (misalnya laparotomi) dan operasi vaskular (misalnya aneurisma aorta terbuka perbaikan). Lihat juga caudal epidural, di bawah ini.
·         Sebagai satu-satunya teknik untuk anestesi bedah. Beberapa operasi, paling sering operasi Caesar, dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi epidural sebagai satu-satunya teknik. Biasanya pasien akan tetap terjaga selama operasi. Dosis yang diperlukan untuk anestesi jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk analgesia.
·         Untuk analgesia pasca operasi, di salah satu dari dua situasi di atas. Analgesik diberikan ke dalam ruang epidural selama beberapa hari setelah operasi, asalkan kateter telah dimasukkan. Melalui penggunaan yang dikendalikan pasien epidural analgesia (PCEA) pompa infus, pasien dapat diberikan kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit setelah operasi diberikan obat melalui epidural.
·         Untuk perawatan sakit punggung. Injeksi analgesik dan steroid ke dalam ruang epidural dapat meningkatkan beberapa bentuk sakit punggung. Lihat di bawah.
·         Untuk pengobatan sakit kronis atau peringanan gejala di terminal perawatan, biasanya dalam jangka pendek atau jangka menengah.

Ruang epidural lebih sulit dan berisiko untuk mengakses naik sebagai salah satu tulang belakang, sehingga teknik epidural yang paling cocok untuk analgesia untuk dada, perut, panggul atau kaki. Mereka adalah (biasanya) banyak yang kurang cocok untuk analgesia untuk leher, atau lengan dan tidak mungkin bagi kepala (karena persarafan sensorik untuk kepala muncul langsung dari otak melalui saraf tengkorak dan bukan dari sumsum tulang belakang melalui ruang epidural.)
2.1    Pengertian
-          Epidural
Epidural  termasuk dalam anestesi regional, yaitu pembiusan yang hanya diberikan di bagian tubuh tertentu saja. Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan pembiusan total. Suntikan diberikan dengan cara mengebaskan bagian bawah perut dan kaki. Akibatnya, kontraksi yang dirasakan ibu bersalin tak lagi terasa.
Pada persalinan spontan, kebanyakan ibu memilih untuk memperoleh tindakan epidural saat bukaannya sudah mencapai 4 sampai 5 cm. Bila persalinan dilakukan dengan operasi Caesar, epidural dilakukan sebelum operasi. Dengan epidural, Anda akan tetap terjaga, dan meringankan rasa sakit saat pemulihan sehingga calon ibu merasa lebih santai.
Keuntungan yang pernah diklarifikasikan lebih dari 90% wanita yang mendapatkan epidural terbebas total dari rasa sakit. Selain membuat tenang dan lebih nyaman, epidural juga memungkinkan Anda untuk fokus dan memberikan kekuatan untuk ikut aktif dalam pengalaman bersalin Anda Pikiran Anda akan jauh lebih tenang. Sekarang ini epidural lebih umum dilakukan karena kaki dan paha tidak kebas sepenuhnya, sehingga mama merasa lebih nyaman.
Kerugian melakukan epidural terkadang anda merasa hanya kebas pada satu sisi badan, atau merasa ada sebagian kecil dari perut yang tidak terbius. Mungkin dapat membuat anda menggigil atau gemetar.
Epidural dapat memperlama waktu persalinan, terlebih saat mengejan karena tak bisa menentukan tekanan. Beberapa perempuan mengalami kesulitan buang air kecil setelah diberikan epidural.
-          Terapi Panas Dingin
Osteoartritis sendi lutut merupakan salah satu penyakit degeneratif yang berkembang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan fisik baik dari tingkat impairment (terutama keluhan nyeri), tingkat disability sebagai akibat terganggunya kemampuan aktivitas hidup sehari-hari dan tingkat handicaps dimana penderita tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Nyeri adalah alasan utama yang mendorong penderita osteoartritis lutut untuk mencari pengobatan. Pengurangan nyeri terutama adalah melalui rehabilitasi medik (pencegahan tersier) berupa modalitas fisik, salah satunya adalah terapi panas dan terapi dingin.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh frekuensi, lama dan keteraturan mengikuti terapi terhadap keluhan nyeri pada penderita osteoartritis lutut dengan terapi panas dan terapi dingin. Diharapkan dengan dianalisisnya hal-hal tersebut dapat memotivasi penderita osteoartritis lutut untuk mengikuti rehabilitasi medik.
Rancang bangun penelitian ini adalah cross sectional. Besar sampel adalah 78 responden. Untuk karakteristik responden dan karakteristik nyeri dianalisis secara deskriptif. Untuk melihat ada tidaknya pengurangan keluhan nyeri sendi lutut sebelum dan sesudah mengikuti terapi panas dan terapi dingin digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test, kemudian untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti dilakukan uji Regresi Ordinal. Sebagian besar responden berumur 45-54 tahun (37,2%), berjenis kelamin wanita (91%), mempunyai tingkat pendidikan SMP (35,9%), dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (56,4%).
Setelah diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test, didapatkan perbedaan keluhan nyeri lutut antara sebelum dan sesudah mengikuti terapi, baik pada penderita osteoartritis lutut dengan terapi panas (2-tailed = 0,000) maupun dengan terapi dingin (2-tailed = 0,000).
Hasil Regresi Ordinal menunjukkan pada penderita osteoartritis dengan terapi panas, frekuensi (sig. = 0,141 dan 0,814) dan lama (sig. = 0,479) mengikuti terapi tidak berpengaruh terhadap keluhan nyeri, sedangkan keteraturan mengikuti terapi (sig. = 0,000) berpengaruh terhadap keluhan nyeri. Pada penderita osteoartritis dengan terapi dingin, lama mengikuti terapi (sig. = 0,895) tidak berpengaruh terhadap keluhan nyeri, sedangkan frekuensi (sig. = 0,000) dan keteraturan (sig. = 0,002) mengikuti terapi berpengaruh terhadap keluhan nyeri.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan frekuensi dan keteraturan mengikuti terapi berpengaruh terhadap keluhan nyeri pada penderita osteoartritis lutut. Pada penderita osteoartritis lutut disarankan untuk mengikuti terapi sesuai dengan frekuensi dan keteraturan yang dianjurkan oleh dokter.
-          Kompres
Bagian tubuh yang sering didera keluhan nyeri adalah leher, kaki, dan tangan. Selain obat dan terapi, untuk pertolongan pertama bisa dilakukan kompres. Dari jenisnya, kompres dibagi menjadi dua, yakni kompres dingin dan hangat, yang memiliki manfaat berikut :
Kompres hangat
Ø  Dapat dilakukan dengan menempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri
Ø  Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
Ø  Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah.

Kompres dingin
Ø  Yang digunakan adalah kantong berisi es batu (cold pack), bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin.
Ø  Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup) dan penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.


Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih dari 30 menit.









BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Epidural  termasuk dalam anestesi regional, yaitu pembiusan yang hanya diberikan di bagian tubuh tertentu saja. Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan pembiusan total. Suntikan diberikan dengan cara mengebaskan bagian bawah perut dan kaki. Akibatnya, kontraksi yang dirasakan ibu bersalin tak lagi terasa.
Menurut para dokter, panas yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi  darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu, panas juga berfungsi menghilangkan sensasi sakit. Dari mana sumber panasnya? Anda bisa menggunakan berbagai peralatan seperti lapik pemanas (heating pad), lampu  pemanas atau menggunakan uap panas dengan cara mandi air hangat atau kompres dengan kain yang telah direndam dalam air panas.
Berbeda dengan panas, kompres dingin mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh darah. Meskipun sensasi dari kompres air es atau kompres kantung es akan menimbulkan rasa tidak nyaman di awal, tetapi cara ini bisa meredam rasa sakit.

3.2     Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan dalam pelayanan kesehatan agar lebih berhati-hati dan waspada dalam mengambil keputusan, dan seharusnya untuk lebih mendalami bidang-bidangnya agar kelak tidak salah dalam menanggulangi suatu permasalahan yang dihadapi




No comments:

Post a Comment