SEMINAR MAKALAH ILMU GIZI
KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK LANSIA
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK
: 3
KETUA
: LUKMAN
ANGGOTA : 1. LENI
2. IKAL JUHELDI
3. MARTUNIS
4. MAIMUN
5. MASYITAH. S
PEMBIMBING : Hj. ERNAWATI, B. Sc, S. Pd
AKADEMI KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA
BIDANG KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan mempertahankan kehidupannya,
karena didalamnya terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan metabolismenya. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena
berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat misalnya untuk
jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
B.
TUJUAN PENULISAN
Ø Umum : Agar mahasiswa dapat memahami tentang
kebutuhan nutrisi pada lansia.
Ø Khusus : Agar
mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang tujuan pemberian nutrisi untuk
lansia, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi lansia dan
kebutuhan energi dan zat gizi lansia.
C.
SISTEMATIKA PENULISAN
Ø Bab I
PENDAHULUAN : Terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika
penulisan
Ø Bab II TINJAUAN
TEORITIS : Meliputi tujuan pemberian nutrisi untuk lansia, faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keadaan nutrisi lansia, dan kebutuhan energi dan zat gizi
lansia
Ø Bab III PENUTUP
: Kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. PENGERTIAN GIZI SEIMBANG UNTUK LANSIA
Gizi
seimbang mengandung dua makna penting, yaitu : makanan yang dikonsumsi
sehari-hari mengandung zat-zat tenaga, pembangunan, mengatur sesuai dengan
kebutuhan tubuhnya. Anggota masyarakat yang tergolong usia lanjut adalah mereka
yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan berumur diatas
59 tahun.
Namun
demikian bagi orang yang belum berumur 60 tahun, perlu menghindari agar
meminimalkan resiko yang akan terjadi dan tetap sehat, produktif, serta tidak
tergantung pada orang lain, perlu menjaga kesehatan sesuai dengan pesan-pesan
gizi seimbang.
2. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI UNTUK LANSIA
Adapun
tujuan pemberian nutrisi untuk lansia antara lain :
- Mempertahankan atau membaca status membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas kehidupan yang bersangkutan tetap baik
- Mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeratif lain yang terjadi pada usia lanjut
- Mencegah kemunduran fungsi tubuh baik secara bilogis, psikologis maupun sosial
- Untuk aktifitas sehari-hari
- Untuk memperlancar bagian proses metabolisme dalam tubuh
3.
MASALAH GIZI PADA USIA LANJUT
Pada hakikatnya
masalah gizi terjadi akibat dua hal, yaitu asupan zat gizi yang salah dan
ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan asupan zat gizi tersebut oleh berbagai
faktor. Kedua penyebab diatas
akan jelas gambarannya dengan meningkatkan usia. Dampak asupan gizi saat muda
akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya diusia lanjut.
Bentuk
masalah gizi yang banyak ditemui pada usia lanjut adalah sebagai berikut:
a)
Gizi Lebih
Kegemukan atau gizi lebih merupakan masalah gizi yang
umum terjadi pada usia lanjut ( diatas 40 tahun ). Banyak faktor penyebab
terjadinya kegemukan ini baik faktor dari dalam maupun dari luar pada usia
lanjut, terjadi penurunan kegiatan sel-sel tubuh, sehingga kebutuhan akan zat-zat
gizi menurun. Keadaan ini
kurang disadari masyarakat luas dengan asupan makanan yang tetap dan kegiatan
yang menurun mengakibatkan tubuh akan menumpuk.
Kelebihan makanan dalam tubuh
yang akhirnya mengakibatkan kegemukan bahkan menjadi obesitas. Kegemukan juga
merupakan salah satu pencetus salah satu penyakit, penyakit jantung, penyakit
diabetes melitus, hipertensi dan penyempitan pembuluh darah merupakan erat
kaitannya dengan keadaan kegemukan. Kegemukan yang disertai penyakit-penyakit
ini jelas memerlukan pengaturan diet yang akurat.
b)
Gizi Berkurang
Gizi kurang pada usia lanjut
terjadi akibat anoreksi yang berkepanjangan dan mengakibatkan penerunan berat
badan. Sering pula gizi kurang merupakan akibat dari infeksi kronis, keganasan,
penyakit jantung kongesti, ketidaktahuan, masalah sosial, ekonomi, atau sebab
yang telah diketahui.
Kehilangan berat badan terjadi
amat berlebihan sehingga asupan makanan telah dapat mengimbangi kehilangan yang
cepat tersebut. Keadaan kurang gizi perlu mendapat penanganan diet khusus dan
penetapan pengobatan diotektik memperlihatkan penyebab dan kondisi usia lanjut.
Disamping itu ada beberapa
keadaan khusus dijumpai kekurangan mineral dan vitamin terutama defesiensi zat
besi, kalsium, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6, sebagai akibat asupan makanan
yang kurang, akibat penyakit tertentu ataupun akibat obat-obatan yang dimakan.
4.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP
KEADAAN NUTRISI LANSIA.
Terjadinya kekurangan gizi
pada lansia karena sebab-sebab yang bersifat primer maupun sekunder
o SEBAB-SEBAB PRIMER MELIPUTI:
v Gangguan nafsu makan/selera
Nafsu makan yang kurang dapat
menimbulkan keadaan yang tidak baik pada status gizi terhadap lansia. Karena
tidak adanya atau kurangnya masukan makanan yang bergizi kedalam tubuh sehingga
lama-lama menyebabkan gizi yang kurang dan menimbulkan penyakit.
v Gangguan mengunyah
Gangguan mengunyah dikarenakan
adanya sariawan dimulut atau gigi pada lansia karena sudah banyak copot. Sehingga menyebabkan lansia tidak dapat mengunyah dengan nyaman.
v Gangguan malabsorpsi.
Gangguan malabsorpsi dikarenakan adanya
gangguan sistem pencernaan dalam tubuh, khususnya pada usus yang berfungsi
untuk mengabsorpsi makanan.
v Gangguan obat-obatan
Obat-obatan juga dapat mempengaruhi
keadaan gizi lansia yang dilihat dari sifatnya yang bersifat kimia, sehingga
menyebabkan penyerapan vitamin sudah tidak sempurna lagi.
v Peningkatan kebutuhan zat gizi
Ini terjadi pada lansia yang
kekurangan gizi, sehingga menyebabkan lansia tidak dapat mengunyah dengan
nyaman.
v Alkoholisme
Alkoholisme juga mempengaruhi status
gizi, karena dilihay dari sifatnya yang bersifat racun sehingga dapat merusak
tubuh dan dapat mempengaruhi nafsu makan.
5.
KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT NUTRISI LANSIA
v Kecukupan gizi bagi setiap manusia
berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, unur, aktivitas, ukuran, dan
susunan tubuh, suhu, udara, kondisi fisik ( sakit, hamil, menyesui ) serta
unsur lingkungan.
v Kecukupan gizi lansia berbeda dengan
kecukupan gizi pada usia muda. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang pada
lansia berguna selain untuk kelangsungan hidup yang layak juga bermanfaat
mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif dan penyakit lain
yang umum terjadi pada lansia, sehingga masa tua dapat dijalani dengan kondisi
kesehatan yang baik dan kegiatan yang normal.
1.
ENERGI / KARBOHIDRAT
v Lansia sebaiknya mengkonsumsi tepung
gandum, tepung beras dan bahan pangan pokok sehari-hari yaitu beras, ketan,
sagu, dan ubi. Dewasa ini banyak penyakit yang diderita
karena kekurangan serat.
v Pada lansia kebutuhan energi menurun
sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan karena banyak sel-sel
yang kurang aktif yang mengakibatkan kalori basal yang dibutuhkan tubuh yang
akhirnya mengakibatkan kegiatan fisik juga menurun.
v Menurut Widya Karya pangan dan gizi 1988,
kecukupan gizi ayng dianjurkan untuk laki-laki lansia adalah sebesar 2100
kalori dan perempuan sebesar 1700 kalori. Kebutuhan kalori akan menurun pada
usia 40-49 tahun sekitar 5% pada usia 50-59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun
10% dengan penurunan ini berarti jumlah makanan yang seharusnya dikonsumsi juga
menurun.
2.
PROTEIN
v Fungsi protein pada lansia tidak lagi untuk pertumbuhan, tetapi
untuk pemeliharaan dan penggantian sel-sel jaringan yang rusak serta pengaturan
pemeliharaan dan pengganti sel-sel jaringan yang rusak serta pengaturan fungsi
fisiologis tubuh dianjurkan kecukupan protein lansia dipenuhi dari protein yang
berkualitas baik seperti susu, telur dan daging karena kecukupan asam amino
yang penting pada lansia meningkat.
v Jumlah protein yang diperlukan bagi
laki-laki usia lanjut adalah 49 gram perhari dan perempuan 41 gram.
v Pada lansia tidak diperlukan jumlah
konsumsi protein yang berlebihan karena akan memberatkan fungsi ginjal dan
ahti.
3.
LEMAK
v Lemak merupakan sumber tenaga selain
hidrat arang
v Lemak yang berlebihan dapat disimpan dalam
tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila sangat berlebihan akan disimpan sebagai
lemak tubuh.
v Konsumsi lemak yang berlebihan pada lansia
dihindari, karena dapat meningkatkan kadar lemak tubuh khususnya kadal kolesterd
darah.
v Dianjurkan konsumsi lemak hewani dikurangi
dan banyak menggunakan lemak nabati, jumlah lemak yang dianjurkan untuk lansia
diatur tidak melebihi 25% dari total kecukupan energi sehari-hari.
4.
VITAMIN
v Kebutuhan vitamin pada lansia tidak jauh
berbeda dengan keibutuhan pada waktu muda. Kecuali niacin, ribofiavin, thramin,
kecukupan vitamin tersebut tergantung dari jumlah kalori yang diperlukan.
v Pada lansia, konsumsi vitamin seperti
ribofiavin, thiamin, vitamin B6, asam folat, vitamin C, vitamin D, dari makanan
perlu mendapat perhatian yang khusus.
5.
MINERAL
v Pada prinsipnya mineral memang dibutuhkan
sedikit, tetapi pada lansia sering dijumpai masukan makanan kurang dalam
beberapa jenis mineral seperti zat besi (Fe), Calsium (Ca).
6.
AIR DAN SERAT
v Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia.
v Dengan berkurangnya kemampuan ginjal maka
air mempunyai peranan penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan
mendorong peristaltik usus.
v Dianjurkan lansia mengonsumsi cairan
minimal 6-8 gelas sehari.
v Serat dalam makanan akan membantu
mendorong peristaltik usus dan dapat mencegah konstipasi pada lansia.
v Bahan makanan yang banyak serat adalah
sayuran, buah-buahan, dan jenis padi-padian tertentu.
Oleh
karena itu sangat diperlukan untuk mengembangkan pedoman perilaku makanan yang
baik dan benar melalui panduan 13 pesan dasar gizi seimbang, seperti pada 13
pesan PUGS ( Pesan Untuk Gizi Seimbang ):
1.
Makanlah anekaragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memunuhi kecukupan
energi
3. Makanlah makanan untuk sumber karbohidrat
setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kecukupan energi
5.
gunakan garam beryodium
6.
Makanlah makanan sumber zat
besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampaiumur 4
bulan
8.
Biasakan makan pagi
9.
Minumlah air bersih, aman yang
cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara
teratur
11.
Hindari minuman yang berakhohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas
6.
CONTOH BAHAN MAKANAN UNTUK SETIAP KELOMPOK
MAKANAN
1.
Bahan makanan sumber
karbohidrat:
Nasi, bubur beras, nasi jagung, kentang, singkong, ubi, talas, biskuit,
roti, crakers, maizena, tepung beras, tepung terigu,tepung hukwe, mie dan
bihun.
2.
Bahan makanan sumber lemak:
Minyak goreng, minyak ikan, margarin, kelapa, kelapa sawit, santan, lemak
daging.
3. Bahan makanan sumber protein hewani:
Daging sapi, daging ayam,
hati, babat, usus, telur, ikan, udang.
4. Bahan makanan sumber protein nabati:
Kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, oncom, tahu, dan
tempe.
7. PERENCANAAN MAKANAN UNTUK
LANSIA
o Perencanaan makanan secara umum:
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari
makanan yang beranekaragam yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan
zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan jangan
terlalu kenyang. Porsi makanan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga
dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Contoh menu:
·
Pagi : bubur ayam
·
Jam 10:00 : roti
·
Siang : nasi, pindang telur, sup, pepaya
·
Jam 16:00 : nagasari
·
Malam : nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes, ikan, pisang
3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan
banyak minum dan memperlancar pengeluaran sisa makanan dan menghindari makanan
yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan
terjadinya darah tinggi.
4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula,
minyak dan makanan berlemak seperti santan, mentega, dll.
5. bagi lansia yang proses penuannya sudah
lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
§ makananlah makanan yang mudah dicerna.
§ Hindari makanan yang terlalu manis, gurih
dan goreng-gorengan.
§ Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak
atau gigi palsu sebaiknya, makanan harus lunak / lembek atau dicincang.
§ Makan dalam porsi kecil tapi sering.
§ Makanan selingan atau snak, susu, buah,
dan sari buah sebaiknya yang diberikan.
6. Batasi minum kopi atau teh, boleh
diberikan tapi harus diencerkan sebab berguna juga untuk merangsang gerakan
usus dan menambah nafsu makan.
7. Makanan mengandung zat besi seperti :
kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam dan sayuran hijau.
8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan
dengan cara dikukus, direbus atau dipanggang dikurangi makanan yang digoreng.
o
Perencanaan
makanan untuk mengatasi perubuhan saluran cerna:
§ Untuk mengurangi resiko konstipasi dan
hemoroid:
1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan
berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan, roti dan sereal.
2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit
8 gelas cairan setiap hari untuk melembutkan feses.
3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif
secata rutin, karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif
TABEL 1
STATUS GIZI PADA LANSIA
No
|
KONDISI USIA LANJUT
|
PERUBAHAN POLA MAKAN
|
STATUS GIZI
|
1
2..
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Metabolisme
basal menurun
Aktivitas atau
kegiatan fisik berkurang
Ekonomi
meningkat
Fungsi mengecap
dan penciuman menurun
Penyakit
periodontal atau gigi tanggal
Penurunan
sekresi asam lambung dan enzim
Mobilitas usus
menurun
Sering
menggunakan obat-obatan / alkhohol
Gangguan
kemampuan motorik
Kurang
bersosialisasi, kesepian (perubahan psikiologis)
Pendapatan
menurun (pensiunan)
Demensia
(pikun)
|
Kebutuhan Kalori Turun
Kalori yang
Dipakai Sedikit
Konsumsi
berlebih
Makan tidak
enak, nafsu makan berkurang
Kesulitan makan
yang berserat (sayur dan daging) cenderung makan makanan yang lunak (tinggi
kalori)
Mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral
Susah buang air
Menurunkan
nafsu makan
Kesulitan
menyiapkan makanan sendiri
Nafsu makan
menurun
Konsumsi
makanan menurun
Sering makan /
lupa makan
|
Cenderung
kegemukan atau obesitas
Cenderung
kegemukan atau obesitas
Cenderung
kegemukan atau obesitas
Kurang gizi (kurang
energi protein yang kronis)
Dapat terjadi
KEK (kurang energi protein yang kronis) atau kegemukan/obesitas
Defesiensi
zat-zat gizi mikro
Wasir (
pendarahan dan anemia )
Kurang gizi,
hepatitis / kanker hati
Kurang gizi
Kurang gizi
Kurang gizi
Kegemukan /
obesitas ./ kurang gizi
|
8.
PEMANTAUAN STATUS NUTRISI LANSIA
1. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat :
pendapatan kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan
hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untik
menyiapkan makanan, sering mengosumsi obat-obatan yang mengganggu nafsu makan,
nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera karena
hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia
menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.
2. Kekurangan Vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar
matahari, jarang atau tidak pernah minum susu dan kurang mengonsumsi vitamin D
yang banyak terkandung pada ikan, susu dan produk olahannya.
3. Penimbangan BB
Penimbangan
BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai penigkatan BB
lebih dari 0,5 kg / minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan
penurunan berat badan lebih dari 0,5 kg / minggu menunjukkan kekurangan berat
badan.
9.
PERHITUNGAN BB IDEAL
1. BERDASARKAN IMT ( INDEKS MASA TUBUH )
Untuk mengetahui apakah lansia
telah tercukupi kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badannya.
Konsumsinya energi terlalu banyak akan menyebabkan lansia menjadi gemuk atau
sebaliknya. Konsumsi enerhi yang terbaik bagi lansia adalah konsumsi yang tidak
berlebihan tetapi juga tidak kekurangan. Hal tersebut diketahui dari berat
badan dan tinggi badan lansia melalui perhitungan indeks tubuh ( ) yaitu :
Titik normal IMT untuk pria dan wanita usia lanjut berkisar antara
18,5-25
Contoh :
TB = 1,54
Atau rumus BB ideal : 90% s/d 110%
2. BERDASARKAN KMS
Adalah alat
untuk mencatat kesehatan pribadi lansi baik fisik maupun mental emosional. KMS
ini di isi tiap bulan oleh petugas kesehatan bekerja sama dengan kader pada
kegiatan kelompok usia lanjut atau kunjungan pukesmas. KMS ini disimpan oleh
lanjut usia dan keluarganya dan selalu dibawa setiap kunjungan ke pukesmas atau
kelompok.
o
Kegunaannya
:
§ Memantau dan menilai kemajuan kesehatan
lanjut usia
§ Menemukan secara dini penyakit pada lanjut
usia
§ Sebagai badan informasi bagi lanjut usia
dan keluarganya dalam memilihara dan meningkatkan kesehatannya.
PENUNJUK PENGISIAN KMS LANSIA
1. Indentitas lanjut usia
Tulisan identitas lengkap
lanjut usia pemilik KMS yang terdapat pada halaman luar bagian kanan. Coretlah
data yang tidak sesuai. Lalu ukur tinggi badan dalam sentimeter tanpa alas kaki
dalam keadaan berdiri tegak dan catatlah hasil pengukuran ditempat yang
tersedia.
2. Tanggal kunjungan
Isilah tanggal kunjungan dan
bulan pada kolom kunjungan pertama, kedua dan seterusnya setiap bulan pada saat
diadakan pemantauan lanjut usia dipuskesmas / kelompok. Apabila lanjut usia
tidak datng pada bulan tersebut,
kosongkan untuk bulan tersebut dan pencatatan pindah untuk bulan berikutnya.
3. Kegiatan hidup sehari-hari
Tanyakan pada lanjut usia atau
keluarganya apakah lanjut usia mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari tanpa
bantuan sama sekali ( mandiri = katagori C ). Kegiatan sehari terdapt gangguan
dalam melakukan sendiri, hingga perlu bantuan ( ada gangguan = katagori B ).
Kegiatan sehari-hari tidak mampu dilakukan, sehingga sangat tergantung pada
orang lain = katagori A. Beri tanda ( V ) pada kolom yang sesuai (
ketergantungan, ada gangguan kemandirian ). Pemeriksaan ini dilakukan setiap
bulan.
4. Status Mental
Lakukan pemeriksaan status mental
yang berhubungan dengan keadaan mental emosional, dengan menggunakan pedoman
berikut yang tersebut metode
Pada tahap ini perlu disiapkan oleh petugas
hal-hal sebagai berikut :
§ Ciptakan lingkungan dan suasana yang
nyaman, agar lansia merasa betah.
§ Bersikap ramah dan penuh perhatian akan
kebutuhan lanjut usia secara menyeluruh
sehingga mempermudah hubungan yang terbuka dan lancar antar lanjut usia dan
petugas.
§ Anjurkan pertanyaan dengan ramah dan tanpa
menyinggung perasaan. Dapat dipergunakan acuan dan pentahapan pertanyaan
sebagai berikut :
o
Pertanyaan
tahap 1 :
1. Apakah anda mengalami sukar tidur ?
2. Apakah anda sering merasa gelisah ?
3. Apakah anda sering menangis atau menangis
sendiri ?
4.
Apakah anda sering merasa
was-was atau khawatir ?
( Bila ada 1 atau lebih
jawaban “ya” lanjutkan pada pertanyaan tahap 2 )
o
Pertanyaan
tahap 2 :
1. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan
atau lebih dari 1 kali dalam sebulan ?
2. Apakah
anda mengalami banyak masalah atau pikiran ?
3. Apakah
anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau orang lain ?
4. Apakah
anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
5. Apakah
anda cenderung mengurung diri di dalam kamar ?
(
Bila 1 atau lebih jawaban ”ya” dikatakan
masalah emosional bertambah)
§ Tanda (+) di isi pada kolom ”ada”
§ Pemeriksaan ini dilakukan tiap tiga bulan
sekali atau bila diperlukan.
§ Bila terdapat keragu-raguan dalam
menentukan keadaan mental emosional,rujuk kedokter untuk diagnosa lebih lanjut.
10. PENENTUAN STATUS GIZI
Status
gizi lansia dapat dinilai dengan cara-cara yang baku lagi berbagai tahapan umur
yakni penilaian secara langsung antara lain :
a. Pemeriksaan klinik
Di
dalam pemeriksaan klinik perlu dibedakan 3 kelompok gejala yaitu :
1. Tanda-tanda yang mempunyai nilai dalam
pemeriksaan gizi
2. Gejala-gejala yang memerlukan penyelidikan
lebih lanjut
3. Gejala-gejala yang tidak berhubungan
dengan gizi.
Tanda-tanda
yang masuk ke-3 katagori dapat ditemukan diberbagai organ seperti rambut,
lidah, kojungtiva, bibir, kulit, hati, limpa, dan sebagainya.
b. Pemeriksaan antiopometik
Pengukuran
variasi berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh secara umum pada berbagai
tahapan umur dan derajat kesehatan.
Pengukuran yang dilakukan meliputi berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak dibawah kulit, semua
hasil pengukuran tersebut harus control terhadap umur dan jenis kelamin.
c. Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan
biokimia dapat dilakukan terhadap berbagai jaringan tubuh, namun yang paling
lazim, mudah dan praktis adalah darah dan urine, zat-zat gizi dapat dievalusi
statusnya melalui pemeriksaan biokimiawi seperti status besi, vitamin A, Iodium
protein dan sebagainya.
d. Pemeriksaan biofisik :
Pemeriksaan
biofisik dilakukan misalnya terhadap tulang untuk menilai derajat osteoporosis,
jantung untuk kecurigaan.
11. KECUKUPAN ZAT GIZI PADA LANSIA
Kecukupan
gizi pada berbeda dengan kecukupan gizi diwaktu muda. Berikut adalah tabel
asupan yang dianjurkan pada lansia.
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
Energi ( kal )
|
2200
|
1850
|
Protein ( gram )
|
62
|
54
|
Zat besi ( m gram )
|
13
|
14
|
Kalsium (m gram )
|
500
|
500
|
Vitamin C ( m gram )
|
60
|
60
|
Apabila dijabarkan dalam porsi makanan /
ukuran rumah tangga maka KGA lansia sebagai berikut :
JENIS BAHAN MAKANAN
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
1. Nasi
|
3x200 gram
3x1,5 gelas belimbing
|
2 x 200 gram
2 x 1,5 gelas belimbing
|
2. Lauk Daging / Ikan
Tempe
Tahu
|
1,5 x 50 gram
5x25 gram
( 1 potong kecil )
5 x 50 gram
|
2 x 50 gram
4 x 25 gram
( 1 potong
kecil )
4 x 50 gram
|
3. Sayur
|
1,5 x 100 gram
|
1, 5 x 100 gram
|
4. Buah
|
2 x 100 gram
( 1 potong kecil )
|
2 x 100 gram
( 1 potong sedang )
|
o
Keadaan
gizi lansia di indonesia yang diperkirakan oleh BOEDHI DARMOYO ( 1995 ) bahwa :
§ Dalam keadan kurang gizi ada 3,4%
§ Dalam keadan berat badan ideal 42,4%
§ Dalam keadan berat badan kurang 28,3%
§ Dalam keadan berat badan lebih 6,7 %
§ Dalam keadan obesitas 3,4%
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
§ Nutrisi
untuk lansia adalah : makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung
zat-zat tenaga, pembangun, pengatur sesuai kebutuhan tubuhnya.
§ Bentuk masalah gizi yang banyak ditemui
pada usia lanjut adalah :
o
Gizi
lebih
o
Gizi
kurang
§ Tujuan pemberian nutrisi untuk lansia
o
Mempertahankan
atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas
kehidupan yang bersangkutan tetap baik.
o
Mencegah
atau mengurangi penyakit degeneratif
o
Mencegah
kemunduran fungsi tubuh
o
Mempelancar
proses metabolisme dalam tubuh
B. SARAN
§ Kembangkanlah pedoman perilaku makanan
yang baik dan sehat untuk usia lanjut melalui gizi seimbang
§ Jagalah kesehatan yang menyangkut kondisi
konsumsi pangannya untuk menciptakan agar lansia tetap sehat, produktif dan
tidak tergantung pada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
§ Azwar, Prof. Dr. Azrul, MPH. 2000. Gizi seimbang usia lanjut. Jakarta : Direktorat Jenderal
kesehatan masyarakat.
§ Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan
Gerontik. Jakarta : E6C.
§ Potter & Perry. 2005. Buku ajar
fundamental keperawatan. Edisi 4. Jakarata : E6C.
§ Wijoyo, Dr.Wibisono,MPH. 2000. KMS lanjut Usia. Direktorat Kesehatan
Keluarga. Jakarta : E6C.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan lahir dan
batin sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat beserta salam atas junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa manusia dari alam kegelapan kealam yang terang
benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini,
penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah yang
berjudul “Kebutuhan Nutrisi Pada
Lansia” dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis
ucapkan kepada dosen Hj. Ernawati, B. Sc, S. Pd yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis sadar dalam penulisan
makalah ini tidaklah sempurna maka penulis membuka peluang luas untuk kritikan
dan saran demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.
|
Lhokseumawe, 10 Mei 2010
Penulis,
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................. 1
- Umum .............................................................................................. 1
- Khusus.............................................................................................. 1
C. Sistematika Penulisan ......................................................................... 1
BAB II. TUJUAN TEORITIS........................................................................ 2
1. Pengertian Gizi seimbang untuk
lansia ................................................... 2
2. Tujuan Pemberian nutrisi untuk
lansia..................................................... 2
3. Masalah Gizi pada Usia Lanjut ............................................................... 3
4. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap nutrisi lansia.......................... 4
5. Kebutuhan energi dan zat gizi
lansia ..................................................... 5
6. Contoh bahan makanan untuk setiap kelompok
makanan ...................... 9
7. Perencanaan makanan untuk lansia ......................................................... 10
8. Pemantauan status nutrisi lansia ............................................................. 13
9. Perhitungan BB ideal .............................................................................. 14
10. Penentuan Status Gizi ............................................................................. 17
11. Kecukupan zat gizi pada lansia ............................................................... 18
BAB III. PENUTUP......................................................................................... 20
A. Kesimpulan ........................................................................................ 20
B. Saran .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21
No comments:
Post a Comment