Saturday 26 August 2017

Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia




SEMINAR MAKALAH ILMU GIZI
KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK LANSIA


DI
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK : 3

KETUA         : LUKMAN
ANGGOTA  : 1. LENI
                          2. IKAL JUHELDI
                          3. MARTUNIS
                          4. MAIMUN
                          5. MASYITAH. S


PEMBIMBING : Hj. ERNAWATI, B. Sc, S. Pd










AKADEMI KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA
BIDANG KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2009/2010

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan mempertahankan kehidupannya, karena didalamnya terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat misalnya untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
B.     TUJUAN PENULISAN
Ø  Umum : Agar mahasiswa dapat memahami tentang kebutuhan nutrisi pada lansia.
Ø  Khusus : Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang tujuan pemberian nutrisi untuk lansia, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi lansia dan kebutuhan energi dan zat gizi lansia.
C.    SISTEMATIKA PENULISAN
Ø  Bab I PENDAHULUAN : Terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
Ø  Bab II TINJAUAN TEORITIS : Meliputi tujuan pemberian nutrisi untuk lansia, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi lansia, dan kebutuhan energi dan zat gizi lansia
Ø  Bab III PENUTUP : Kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS


1.      PENGERTIAN GIZI SEIMBANG UNTUK LANSIA
Gizi seimbang mengandung dua makna penting, yaitu : makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat-zat tenaga, pembangunan, mengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Anggota masyarakat yang tergolong usia lanjut adalah mereka yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan berumur diatas 59 tahun.
Namun demikian bagi orang yang belum berumur 60 tahun, perlu menghindari agar meminimalkan resiko yang akan terjadi dan tetap sehat, produktif, serta tidak tergantung pada orang lain, perlu menjaga kesehatan sesuai dengan pesan-pesan gizi seimbang.

2.      TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI UNTUK LANSIA
Adapun tujuan pemberian nutrisi untuk lansia antara lain :
  • Mempertahankan atau membaca status membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas kehidupan yang bersangkutan tetap baik
  • Mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeratif lain yang terjadi pada usia lanjut
  • Mencegah kemunduran fungsi tubuh baik secara bilogis, psikologis maupun sosial
  • Untuk aktifitas sehari-hari
  • Untuk memperlancar bagian proses metabolisme dalam tubuh
3.      MASALAH GIZI PADA USIA LANJUT

            Pada hakikatnya masalah gizi terjadi akibat dua hal, yaitu asupan zat gizi yang salah dan ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan asupan zat gizi tersebut oleh berbagai faktor. Kedua penyebab diatas akan jelas gambarannya dengan meningkatkan usia. Dampak asupan gizi saat muda akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya diusia lanjut.

            Bentuk masalah gizi yang banyak ditemui pada usia lanjut adalah sebagai berikut:
a)  Gizi Lebih
Kegemukan atau gizi lebih merupakan masalah gizi yang umum terjadi pada usia lanjut ( diatas 40 tahun ). Banyak faktor penyebab terjadinya kegemukan ini baik faktor dari dalam maupun dari luar pada usia lanjut, terjadi penurunan kegiatan sel-sel tubuh, sehingga kebutuhan akan zat-zat gizi menurun. Keadaan ini kurang disadari masyarakat luas dengan asupan makanan yang tetap dan kegiatan yang menurun mengakibatkan tubuh akan menumpuk.
Kelebihan makanan dalam tubuh yang akhirnya mengakibatkan kegemukan bahkan menjadi obesitas. Kegemukan juga merupakan salah satu pencetus salah satu penyakit, penyakit jantung, penyakit diabetes melitus, hipertensi dan penyempitan pembuluh darah merupakan erat kaitannya dengan keadaan kegemukan. Kegemukan yang disertai penyakit-penyakit ini jelas memerlukan pengaturan diet yang akurat.
b)  Gizi Berkurang
Gizi kurang pada usia lanjut terjadi akibat anoreksi yang berkepanjangan dan mengakibatkan penerunan berat badan. Sering pula gizi kurang merupakan akibat dari infeksi kronis, keganasan, penyakit jantung kongesti, ketidaktahuan, masalah sosial, ekonomi, atau sebab yang telah diketahui.
Kehilangan berat badan terjadi amat berlebihan sehingga asupan makanan telah dapat mengimbangi kehilangan yang cepat tersebut. Keadaan kurang gizi perlu mendapat penanganan diet khusus dan penetapan pengobatan diotektik memperlihatkan penyebab dan kondisi usia lanjut.
Disamping itu ada beberapa keadaan khusus dijumpai kekurangan mineral dan vitamin terutama defesiensi zat besi, kalsium, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6, sebagai akibat asupan makanan yang kurang, akibat penyakit tertentu ataupun akibat obat-obatan yang dimakan.

4.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEADAAN NUTRISI LANSIA.

Terjadinya kekurangan gizi pada lansia karena sebab-sebab yang bersifat primer maupun sekunder
o  SEBAB-SEBAB PRIMER MELIPUTI:
v  Gangguan nafsu makan/selera
      Nafsu makan yang kurang dapat menimbulkan keadaan yang tidak baik pada status gizi terhadap lansia. Karena tidak adanya atau kurangnya masukan makanan yang bergizi kedalam tubuh sehingga lama-lama menyebabkan gizi yang kurang dan menimbulkan penyakit.
v  Gangguan mengunyah
      Gangguan mengunyah dikarenakan adanya sariawan dimulut atau gigi pada lansia karena sudah banyak copot. Sehingga menyebabkan lansia tidak dapat mengunyah dengan nyaman.
v  Gangguan malabsorpsi.
      Gangguan malabsorpsi dikarenakan adanya gangguan sistem pencernaan dalam tubuh, khususnya pada usus yang berfungsi untuk mengabsorpsi makanan.
v  Gangguan obat-obatan
      Obat-obatan juga dapat mempengaruhi keadaan gizi lansia yang dilihat dari sifatnya yang bersifat kimia, sehingga menyebabkan penyerapan vitamin sudah tidak sempurna lagi.
v  Peningkatan kebutuhan zat gizi
Ini terjadi pada lansia yang kekurangan gizi, sehingga menyebabkan lansia tidak dapat mengunyah dengan nyaman.
v  Alkoholisme
Alkoholisme juga mempengaruhi status gizi, karena dilihay dari sifatnya yang bersifat racun sehingga dapat merusak tubuh dan dapat mempengaruhi nafsu makan.

5.   KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT NUTRISI LANSIA
v  Kecukupan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, unur, aktivitas, ukuran, dan susunan tubuh, suhu, udara, kondisi fisik ( sakit, hamil, menyesui ) serta unsur lingkungan.
v  Kecukupan gizi lansia berbeda dengan kecukupan gizi pada usia muda. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang pada lansia berguna selain untuk kelangsungan hidup yang layak juga bermanfaat mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif dan penyakit lain yang umum terjadi pada lansia, sehingga masa tua dapat dijalani dengan kondisi kesehatan yang baik dan kegiatan yang normal.

1.  ENERGI / KARBOHIDRAT
v  Lansia sebaiknya mengkonsumsi tepung gandum, tepung beras dan bahan pangan pokok sehari-hari yaitu beras, ketan, sagu, dan ubi. Dewasa ini banyak penyakit yang diderita karena kekurangan serat.
v  Pada lansia kebutuhan energi menurun sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan karena banyak sel-sel yang kurang aktif yang mengakibatkan kalori basal yang dibutuhkan tubuh yang akhirnya mengakibatkan kegiatan fisik juga menurun.
v  Menurut Widya Karya pangan dan gizi 1988, kecukupan gizi ayng dianjurkan untuk laki-laki lansia adalah sebesar 2100 kalori dan perempuan sebesar 1700 kalori. Kebutuhan kalori akan menurun pada usia 40-49 tahun sekitar 5% pada usia 50-59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun 10% dengan penurunan ini berarti jumlah makanan yang seharusnya dikonsumsi juga menurun.
 
2.  PROTEIN
v  Fungsi protein pada lansia tidak lagi untuk pertumbuhan, tetapi untuk pemeliharaan dan penggantian sel-sel jaringan yang rusak serta pengaturan pemeliharaan dan pengganti sel-sel jaringan yang rusak serta pengaturan fungsi fisiologis tubuh dianjurkan kecukupan protein lansia dipenuhi dari protein yang berkualitas baik seperti susu, telur dan daging karena kecukupan asam amino yang penting pada lansia meningkat.
v  Jumlah protein yang diperlukan bagi laki-laki usia lanjut adalah 49 gram perhari dan perempuan 41 gram.
v  Pada lansia tidak diperlukan jumlah konsumsi protein yang berlebihan karena akan memberatkan fungsi ginjal dan ahti.

3.  LEMAK
v  Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang
v  Lemak yang berlebihan dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila sangat berlebihan akan disimpan sebagai lemak tubuh.
v  Konsumsi lemak yang berlebihan pada lansia dihindari, karena dapat meningkatkan kadar lemak tubuh khususnya kadal kolesterd darah.
v  Dianjurkan konsumsi lemak hewani dikurangi dan banyak menggunakan lemak nabati, jumlah lemak yang dianjurkan untuk lansia diatur tidak melebihi 25% dari total kecukupan energi sehari-hari.
4.  VITAMIN
v  Kebutuhan vitamin pada lansia tidak jauh berbeda dengan keibutuhan pada waktu muda. Kecuali niacin, ribofiavin, thramin, kecukupan vitamin tersebut tergantung dari jumlah kalori yang diperlukan.
v  Pada lansia, konsumsi vitamin seperti ribofiavin, thiamin, vitamin B6, asam folat, vitamin C, vitamin D, dari makanan perlu mendapat perhatian yang khusus.

5.  MINERAL
v  Pada prinsipnya mineral memang dibutuhkan sedikit, tetapi pada lansia sering dijumpai masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi (Fe), Calsium (Ca).

6.  AIR DAN SERAT
v  Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia.
v  Dengan berkurangnya kemampuan ginjal maka air mempunyai peranan penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan mendorong peristaltik usus.
v  Dianjurkan lansia mengonsumsi cairan minimal 6-8 gelas sehari.
v  Serat dalam makanan akan membantu mendorong peristaltik usus dan dapat mencegah konstipasi pada lansia.
v  Bahan makanan yang banyak serat adalah sayuran, buah-buahan, dan jenis padi-padian tertentu.

          Oleh karena itu sangat diperlukan untuk mengembangkan pedoman perilaku makanan yang baik dan benar melalui panduan 13 pesan dasar gizi seimbang, seperti pada 13 pesan PUGS ( Pesan Untuk Gizi Seimbang ):
1.      Makanlah anekaragam makanan
2.      Makanlah makanan untuk memunuhi kecukupan energi
3.      Makanlah makanan untuk sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
4.      Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
5.      gunakan garam beryodium
6.      Makanlah makanan sumber zat besi
7.      Berikan ASI saja kepada bayi sampaiumur 4 bulan
8.      Biasakan makan pagi
9.      Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10.  Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11.  Hindari minuman yang berakhohol
12.  Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13.  Bacalah label pada makanan yang dikemas

6.  CONTOH BAHAN MAKANAN UNTUK SETIAP KELOMPOK MAKANAN
1.  Bahan makanan sumber karbohidrat:
Nasi, bubur beras, nasi jagung, kentang, singkong, ubi, talas, biskuit, roti, crakers, maizena, tepung beras, tepung terigu,tepung hukwe, mie dan bihun.
2.  Bahan makanan sumber lemak:
Minyak goreng, minyak ikan, margarin, kelapa, kelapa sawit, santan, lemak daging.
3.  Bahan makanan sumber protein hewani:
Daging sapi, daging ayam, hati, babat, usus, telur, ikan, udang.
4.  Bahan makanan sumber protein nabati:
Kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, oncom, tahu, dan tempe.

7.  PERENCANAAN MAKANAN UNTUK LANSIA
o  Perencanaan makanan secara umum:
1.  Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beranekaragam yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2.  Perlu diperhatikan porsi makanan jangan terlalu kenyang. Porsi makanan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Contoh menu:
·     Pagi                   : bubur ayam
·     Jam 10:00          : roti
·     Siang                 : nasi, pindang telur, sup, pepaya
·     Jam 16:00          : nagasari
·     Malam               : nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes, ikan,   pisang
3.  Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dan memperlancar pengeluaran sisa makanan dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4.  Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan berlemak seperti santan, mentega, dll.
5.  bagi lansia yang proses penuannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
§  makananlah makanan yang mudah dicerna.
§  Hindari makanan yang terlalu manis, gurih dan goreng-gorengan.
§  Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu sebaiknya, makanan harus lunak / lembek atau dicincang.
§  Makan dalam porsi kecil tapi sering.
§  Makanan selingan atau snak, susu, buah, dan sari buah sebaiknya yang diberikan.
6.  Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tapi harus diencerkan sebab berguna juga untuk merangsang gerakan usus dan menambah  nafsu makan.
7.  Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam dan sayuran hijau.
8.  Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus atau dipanggang dikurangi makanan yang digoreng.
o  Perencanaan makanan untuk mengatasi perubuhan saluran cerna:
§  Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid:
1.      Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan, roti dan sereal.
2.      Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk melembutkan feses.
3.      Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secata rutin, karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif

TABEL 1
STATUS GIZI PADA LANSIA

No
KONDISI USIA LANJUT
PERUBAHAN POLA MAKAN
STATUS GIZI
1



2..



3.



4.



5.





6.


7.


8.



9.


10.



11.


12.
Metabolisme basal menurun


Aktivitas atau kegiatan    fisik berkurang


Ekonomi meningkat



Fungsi mengecap dan penciuman menurun


Penyakit periodontal atau gigi tanggal




Penurunan sekresi asam lambung dan enzim

Mobilitas usus menurun


Sering menggunakan obat-obatan / alkhohol


Gangguan kemampuan motorik

Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikiologis)

Pendapatan menurun (pensiunan)

Demensia (pikun)
Kebutuhan Kalori Turun



Kalori yang Dipakai Sedikit



Konsumsi berlebih



Makan tidak enak, nafsu makan berkurang


Kesulitan makan yang berserat (sayur dan daging) cenderung makan makanan yang lunak (tinggi kalori)


Mengganggu penyerapan vitamin dan mineral

Susah buang air


Menurunkan nafsu makan



Kesulitan menyiapkan makanan sendiri

Nafsu makan menurun



Konsumsi makanan menurun


Sering makan / lupa makan
Cenderung kegemukan atau obesitas

Cenderung kegemukan atau obesitas

Cenderung kegemukan atau obesitas

Kurang gizi (kurang energi protein yang kronis)

Dapat terjadi KEK (kurang energi protein yang kronis) atau kegemukan/obesitas

Defesiensi zat-zat gizi mikro

Wasir ( pendarahan dan anemia )

Kurang gizi, hepatitis / kanker hati


Kurang gizi


Kurang gizi



Kurang gizi


Kegemukan / obesitas ./ kurang gizi


8.  PEMANTAUAN STATUS NUTRISI LANSIA
1.      Kekurangan kalori protein
      Waspadai lansia dengan riwayat : pendapatan kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan  gigi palsu yang kurang tepat, sulit untik menyiapkan makanan, sering mengosumsi obat-obatan yang mengganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera karena hal ini dapat  menurunkan  asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.
2.      Kekurangan Vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu dan kurang mengonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, susu dan produk olahannya.

3.      Penimbangan BB
Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai penigkatan BB lebih dari 0,5 kg / minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0,5 kg / minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

9.  PERHITUNGAN BB IDEAL
1.      BERDASARKAN IMT ( INDEKS MASA TUBUH )
Untuk mengetahui apakah lansia telah tercukupi kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badannya. Konsumsinya energi terlalu banyak akan menyebabkan lansia menjadi gemuk atau sebaliknya. Konsumsi enerhi yang terbaik bagi lansia adalah konsumsi yang tidak berlebihan tetapi juga tidak kekurangan. Hal tersebut diketahui dari berat badan dan tinggi badan lansia melalui perhitungan indeks tubuh (  ) yaitu :   
Titik normal IMT untuk pria dan wanita usia lanjut berkisar antara 18,5-25
Contoh :

TB = 1,54
Atau rumus BB ideal : 90% s/d 110%
2.   BERDASARKAN KMS
Adalah alat untuk mencatat kesehatan pribadi lansi baik fisik maupun mental emosional. KMS ini di isi tiap bulan oleh petugas kesehatan bekerja sama dengan kader pada kegiatan kelompok usia lanjut atau kunjungan pukesmas. KMS ini disimpan oleh lanjut usia dan keluarganya dan selalu dibawa setiap kunjungan ke pukesmas atau kelompok.
o   Kegunaannya :
§  Memantau dan menilai kemajuan kesehatan lanjut usia
§  Menemukan secara dini penyakit pada lanjut usia
§  Sebagai badan informasi bagi lanjut usia dan keluarganya dalam memilihara dan meningkatkan kesehatannya.

PENUNJUK PENGISIAN KMS LANSIA
1.      Indentitas lanjut usia
Tulisan identitas lengkap lanjut usia pemilik KMS yang terdapat pada halaman luar bagian kanan. Coretlah data yang tidak sesuai. Lalu ukur tinggi badan dalam sentimeter tanpa alas kaki dalam keadaan berdiri tegak dan catatlah hasil pengukuran ditempat yang tersedia.
2.      Tanggal kunjungan
Isilah tanggal kunjungan dan bulan pada kolom kunjungan pertama, kedua dan seterusnya setiap bulan pada saat diadakan pemantauan lanjut usia dipuskesmas / kelompok. Apabila lanjut usia tidak  datng pada bulan tersebut, kosongkan untuk bulan tersebut dan pencatatan pindah untuk bulan berikutnya.
3.      Kegiatan hidup sehari-hari
Tanyakan pada lanjut usia atau keluarganya apakah lanjut usia mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari tanpa bantuan sama sekali ( mandiri = katagori C ). Kegiatan sehari terdapt gangguan dalam melakukan sendiri, hingga perlu bantuan ( ada gangguan = katagori B ). Kegiatan sehari-hari tidak mampu dilakukan, sehingga sangat tergantung pada orang lain = katagori A. Beri tanda ( V ) pada kolom yang sesuai ( ketergantungan, ada gangguan kemandirian ). Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
4.      Status Mental
Lakukan pemeriksaan status mental yang berhubungan dengan keadaan mental emosional, dengan menggunakan pedoman berikut yang tersebut metode
Pada tahap ini perlu disiapkan oleh petugas hal-hal sebagai berikut :
§  Ciptakan lingkungan dan suasana yang nyaman, agar lansia merasa betah.
§  Bersikap ramah dan penuh perhatian akan kebutuhan lanjut usia  secara menyeluruh sehingga mempermudah hubungan yang terbuka dan lancar antar lanjut usia dan petugas.
§  Anjurkan pertanyaan dengan ramah dan tanpa menyinggung perasaan. Dapat dipergunakan acuan dan pentahapan pertanyaan sebagai berikut :
o  Pertanyaan tahap 1 :
1.   Apakah anda mengalami sukar tidur ?
2.   Apakah anda sering merasa gelisah ?
3.   Apakah anda sering menangis atau menangis sendiri ?
4.   Apakah anda sering merasa was-was atau khawatir ?
( Bila ada 1 atau lebih jawaban “ya” lanjutkan pada pertanyaan tahap 2 )
 
o  Pertanyaan tahap 2 :
1.      Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam sebulan ?
2.      Apakah  anda mengalami banyak masalah atau pikiran ?
3.      Apakah  anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau orang lain ?
4.      Apakah  anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
5.      Apakah  anda cenderung mengurung diri di dalam kamar ?
( Bila  1 atau lebih jawaban ”ya” dikatakan masalah emosional bertambah)
§  Tanda (+) di isi pada kolom ”ada”
§  Pemeriksaan ini dilakukan tiap tiga bulan sekali atau bila diperlukan.
§  Bila terdapat keragu-raguan dalam menentukan keadaan mental emosional,rujuk kedokter  untuk diagnosa lebih lanjut.

10. PENENTUAN STATUS GIZI
Status gizi lansia dapat dinilai dengan cara-cara yang baku lagi berbagai tahapan umur yakni penilaian secara langsung antara lain :
a.       Pemeriksaan klinik
            Di dalam pemeriksaan klinik perlu dibedakan 3 kelompok gejala yaitu :
1.      Tanda-tanda yang mempunyai nilai dalam pemeriksaan gizi
2.      Gejala-gejala yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut
3.      Gejala-gejala yang tidak berhubungan dengan gizi.
Tanda-tanda yang masuk ke-3 katagori dapat ditemukan diberbagai organ seperti rambut, lidah, kojungtiva, bibir, kulit, hati, limpa, dan sebagainya.

b.      Pemeriksaan antiopometik
            Pengukuran variasi berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh secara umum pada berbagai tahapan umur dan derajat kesehatan.
Pengukuran yang dilakukan meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak dibawah kulit, semua hasil pengukuran tersebut harus control terhadap umur dan jenis kelamin.

c.       Pemeriksaan biokimia
            Pemeriksaan biokimia dapat dilakukan terhadap berbagai jaringan tubuh, namun yang paling lazim, mudah dan praktis adalah darah dan urine, zat-zat gizi dapat dievalusi statusnya melalui pemeriksaan biokimiawi seperti status besi, vitamin A, Iodium protein dan sebagainya.

d.      Pemeriksaan biofisik :
            Pemeriksaan biofisik dilakukan misalnya terhadap tulang untuk menilai derajat osteoporosis, jantung untuk kecurigaan.

11. KECUKUPAN ZAT GIZI PADA LANSIA
Kecukupan gizi pada berbeda dengan kecukupan gizi diwaktu muda. Berikut adalah tabel asupan yang dianjurkan pada lansia.

LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Energi ( kal )
2200
1850
Protein ( gram )
62
54
Zat besi ( m gram )
13
14
Kalsium (m gram )
500
500
Vitamin C ( m gram )
60
60

Apabila dijabarkan dalam porsi makanan / ukuran rumah tangga maka KGA lansia sebagai berikut :
JENIS BAHAN MAKANAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1. Nasi
3x200 gram
3x1,5 gelas belimbing
2 x 200 gram
2 x 1,5 gelas belimbing

2. Lauk Daging / Ikan

    Tempe


     Tahu 
1,5 x 50 gram

5x25 gram
( 1 potong kecil )

5 x 50 gram

2 x 50 gram

4 x 25 gram
( 1 potong kecil )

4 x 50 gram
3. Sayur
1,5 x 100 gram

1, 5 x 100 gram

4. Buah
2 x 100 gram
( 1 potong kecil )
2 x 100 gram
( 1 potong sedang )

o   Keadaan gizi lansia di indonesia yang diperkirakan oleh BOEDHI DARMOYO  ( 1995 ) bahwa :
§  Dalam keadan kurang gizi ada 3,4%
§  Dalam keadan berat badan ideal 42,4%
§  Dalam keadan berat badan kurang 28,3%
§  Dalam keadan berat badan lebih 6,7 %
§  Dalam keadan obesitas 3,4%
 
BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
§  Nutrisi  untuk lansia adalah : makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat-zat tenaga, pembangun, pengatur sesuai kebutuhan tubuhnya.
§  Bentuk masalah gizi yang banyak ditemui pada usia lanjut adalah :
o   Gizi lebih
o   Gizi kurang
§  Tujuan pemberian nutrisi untuk lansia
o   Mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas kehidupan yang bersangkutan tetap baik.
o   Mencegah atau mengurangi penyakit degeneratif
o   Mencegah kemunduran fungsi tubuh
o   Mempelancar proses metabolisme dalam tubuh

B.     SARAN
§  Kembangkanlah pedoman perilaku makanan yang baik dan sehat untuk usia lanjut melalui gizi seimbang
§  Jagalah kesehatan yang menyangkut kondisi konsumsi pangannya untuk menciptakan agar lansia tetap sehat, produktif dan tidak tergantung pada orang lain.



DAFTAR PUSTAKA

§  Azwar, Prof. Dr. Azrul, MPH. 2000. Gizi seimbang usia lanjut. Jakarta : Direktorat Jenderal kesehatan masyarakat.
§  Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : E6C.
§  Potter & Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 4. Jakarata : E6C.
§  Wijoyo, Dr.Wibisono,MPH. 2000. KMS lanjut Usia. Direktorat Kesehatan Keluarga. Jakarta : E6C.


KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat beserta salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa manusia dari alam kegelapan kealam yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah yang berjudul Kebutuhan Nutrisi Pada Lansiadapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen Hj. Ernawati, B. Sc, S. Pd yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis sadar dalam penulisan makalah ini tidaklah sempurna maka penulis membuka peluang luas untuk kritikan dan saran demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.



Lhokseumawe, 10 Mei 2010


Penulis,


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
            A. Latar Belakang ................................................................................... 1
            B. Tujuan Penulisan................................................................................. 1
                 - Umum .............................................................................................. 1
                 - Khusus.............................................................................................. 1
            C. Sistematika Penulisan ......................................................................... 1

BAB  II. TUJUAN TEORITIS........................................................................ 2
1.      Pengertian Gizi seimbang untuk lansia ................................................... 2
2.      Tujuan Pemberian nutrisi untuk lansia..................................................... 2
3.      Masalah Gizi pada Usia Lanjut ............................................................... 3
4.      Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nutrisi lansia.......................... 4
5.      Kebutuhan energi dan zat gizi lansia  ..................................................... 5
6.      Contoh bahan makanan untuk setiap kelompok makanan ...................... 9
7.      Perencanaan makanan untuk lansia ......................................................... 10
8.      Pemantauan status nutrisi lansia ............................................................. 13
9.      Perhitungan BB ideal .............................................................................. 14
10.  Penentuan Status Gizi ............................................................................. 17
11.  Kecukupan zat gizi pada lansia ............................................................... 18

BAB  III. PENUTUP......................................................................................... 20
            A. Kesimpulan ........................................................................................ 20
            B. Saran .................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21












No comments:

Post a Comment