sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS
seperti momok yang mengerikan. Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS
bisa dengan mudah dihindari. Bagaimana itu?
Prevalensi
HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat mengkhawatirkan.
Pada tahun 1987, kasus HIV/AIDS ditemukan untuk pertama kalinya hanya di Pulau
Bali. Sementara sekarang (2007), hampir semua provinsi di Indonesia sudah
ditemukan kasus HIV/AIDS.
Permasalahan
HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian
berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak
informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum
diketahui lebih jauh oleh masyarakat.
HIV
adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti
darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan
air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah
tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita
telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
- Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
- Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
- Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
- Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
Penularan
HIV
tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan,
bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum,
gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama
atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap
HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni
keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau
AIDS.
Lebih
dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki,
tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi
dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang
pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun
demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS
mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda
klinis penderita AIDS :
- Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
- Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata yang gatal
- Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa
saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab
AIDS, yaitu :
- Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
- Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
- Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
- Bayi yang ibunya positif HIV
HIV
dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada
setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara
bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif
HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada
adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA
tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.
Skrining Dengan Teknologi Modern
Sebagian
besar test HIV adalah test antibodi yang mengukur antibodi yang dibuat tubuh untuk
melawan HIV. Ia memerlukan waktu bagi sistim imun untuk memproduksi antibodi
yang cukup untuk dideteksi oleh test antibodi. Periode waktu ini dapat
bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Periode ini biasa diseput
sebagai ‘periode jendela’. Sebagian besar orang akan mengembangkan antibodi
yang dapat dideteksi dalam waktu 2 sampai 8 minggu. Bagaimanapun, terdapat
kemungkinan bahwa beberapa individu akan memerlukan waktu lebih lama untuk
mengembangkan antibodi yang dapat terdeteksi. Maka, jika test HIV awal negatif
dilakukan dalam waktu 3 bulan setelah kemungkinan pemaparan kuman, test ulang
harus dilakukan sekitar 3 bulan kemudian, untuk menghindari kemungkinan hasil
negatif palsu. 97% manusia akan mengembangkan antibodi pada 3 bulan pertama setelah
infeksi HIV terjadi. Pada kasus yang sangat langka, akan diperlukan 6 bulan
untuk mengembangkan antibodi terhadap HIV.
Tipe
test yang lain adalah test RNA, yang dapat mendeteksi HIV secara langsung.
Waktu antara infeksi HIV dan deteksi RNA adalah antara 9-11 hari. Test ini,
yang lebih mahal dan digunakan lebih jarang daripada test antibodi, telah
digunakan di beberapa daerah di Amerika Serikat.
Dalam
sebagian besar kasus, EIA (enzyme immunoassay) digunakan pada sampel darah yang
diambil dari vena, adalah test skrining yang paling umum untuk mendeteksi
antibodi HIV. EIA positif (reaktif) harus digunakan dengan test konformasi
seperti Western Blot untuk memastikan diagnosis positif. Ada beberapa tipe test
EIA yang menggunakan cairan tubuh lainnya untuk menemukan antibodi HIV. Mereka
adalah
- Test Cairan Oral. Menggunakan cairan oral (bukan saliva) yang dikumpulkan dari mulut menggunakan alat khusus. Ini adalah test antibodi EIA yang serupa dengan test darah dengan EIA. Test konformasi dengan metode Western Blot dilakukan dengan sampel yang sama.
- Test Urine. Menggunakan urine, bukan darah. Sensitivitas dan spesifitas dari test ini adalah tidak sebaik test darah dan cairan oral. Ia juga memerlukan test konformasi dengan metode Western Blot dengan sampel urine yang sama.
Jika
seorang pasien mendapatkan hasil HIV positif, itu tidak berarti bahwa pasangan
hidup dia juga positif. HIV tidak harus ditransmisikan setiap kali terjadi
hubungan seksual. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah pasangan hidup
pasien tersebut mendapat HIV positif atau tidak adalah dengan melakukan test
HIV terhadapnya.Test HIV selama kehamilan adalah penting, sebab terapi
anti-viral dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan kemungkinan dari
wanita hamil yang HIV positif untuk menularkan HIV pada anaknya pada sebelum,
selama, atau sesudah kelahiran. Terapi sebaiknya dimulai seawal mungkin pada
masa kehamilan.
Di
Indonesia, rumah sakit besar di ibu kota provinsi telah menyediakan fasilitas
untuk test HIV/AIDS. Di Jakarta, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan
Rumah sakit lain juga sudah memiliki fasilitas untuk itu. Di Bandung, RS Hasan
Sadikin juga sudah memiliki fasilitas yang sama.
SETIAP ORANG PERLU TAHU TENTANG
AIDS
APAKAH
AIDS ?
AIDS addalah singkatan dari Aquried immuno Deficiency Syndrome, artinya
kumpulan gejala-gejala penyakit kerena menurunnya system kekebalan tubuh
manusia Aids diakibatkan oleh HIV Human Immuno Deficiency Virus).
Orang yang telah terinfecsi HIV tetap tidak akan menunjukan gejala untuk
beberapa tahun. Fase ini disebut terinveksi HIV.
Setelah
system kekebalan tubuh pengindap HIV makin menurun, akhirnya penyakit-penyakit
yang tadinya tidak berbahaya dapat berakibat fatal (mematikan) bagi orang
tersebut. Fase ini yang disebut AIDS.
BAGAIMANA
HIV DITULARKAN.
Walupun HIV, mungkin terdapat pada bermacam-macam cairan tubuh pengindap HIV,
tapi hanya 3 cairan yang dapat menularkan yaitu darah, spirma dan cairan
vagina.
Seseorang
akan tertular HIV jika salah salah satu dari cairan diatas yang mengandung HIV
masuk kedalam darah orang yang belum terinfeksi.
Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menularkan HIV (perilaku
beresiko)
a. Hubungan
sek yang tidak aman dengan pengindap HIV/AIDS
b. Menggunakan
jarum suntik yang telah tercemar HIV.
c. Wanita
yang mengindap HIV kepda bayi yang dikandungnya.
BAGAIMANA MENCEGAHNYA
Ø Hanya transfuse darah
yang bebas HIV
Ø Menggunakan jarum
suntik yang sudah diseterilkan
Ø Tidak melakukan
hubungan sek sebelum menikah/diluar nikah
Ø Setia pada pasangannya
Ø Menggunakan kondom jika
pasangan tidak pasti atau belum dites.
HIV TIDAK MENULAR LEWAT :
MAKAN/MINUM BERSAMA PENGINDAP HIV/AIDS
BERSALAMAN BERPELUKAN DAN BERCIUMAN
MENGGUNAKAN WC/KAMAR MANDI BERGANTIAN DENGAN PENDERIA
HIV/AIDS
KOLAM RENANG
BATUK, PILEK, BERSIN, LUDAH
By Sumiyati
No comments:
Post a Comment