Dalam penatalaksanaan hidroterapi
kompres panas dan dingin, tahap-tahap penatalaksanaannya adalah sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:
Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:
~ berkaitan dengan
tingkat keparahan kondisièKondisi patologis pasien
patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga apakah
kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan terapi yang
akan diberikan.
yang dimaksudè Gangguan sensibilitas ~ adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti berikut:
a. Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es).
b. Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal sambil mengenalkan rasa / sensasi yang dirasakan oleh pasien ( pasien diminta untuk melihat pengujian / pengenalan ini).
c. Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujuan sensasi yang sebenarnya dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya .
2. Pemilihan metode terapi
Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien ( tahap 1 ). Apakah pasien akan diterapi dengan kompres panas atau dengan kompres dingin.
3. Persiapan alat
Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi kompres panas dan kompres dingin:
a. Kompres panas
Plastik lembaran + 1 m2ü
Baskom / tempat penampungan air panasü
2 buah handuk kecilü
1 buah handuk besar ( tipis)ü
selimutü
b. Kompres dingin
Plastik lembaran + 1 m2ü
Baskom / tempat penampungan air dingin dan esü
Plastik 1 kiloan + 4 buahü
1 buah handuk besar ( tipis)ü
selimutü
4. Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.
5. Teknik pelaksanaan
Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Teknik pelaksanaan terapi dengan kompres panas tentunya berbeda dengan kompres dingin. Akan tetapi yang perlu diperhatikan juga ( baik kompres panas maupun dingin ) adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan posisi pasien.
Posisi pasien adalah sebagai berikut:
ü Pasien diposisikan telentang jika daerah tubuh yang akan diterapi berada di anterior. Sebaliknya, pasien diposisikan tengkurap bila bagian tubuh yang akan diterapi di posterior.
Pada posisiü telentang, tungkai pasien diangkat kemudian diganjal dengan guling dibawah lututnya. Pada posisi tengkurap yang diganjal adalah pergelangan kaki bagian anterior.
Pada posisi telentang, pasienü diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke dada, sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas. Pada posisi tengkurap, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke leher ( bagian bawah ) sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas.
Pada posisi telentang, salah satu tangan pasienü diposisikan di atas perut. Pada posisi tengkurap, kedua lengan pasien diposisikan abduksi 90o dengan siku fleksi 90o.
A. Kompres Panas
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian anterior pasien, misalnya perut.
Pasien diposisikan telentang seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai dada ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.
Handuk kecil dilipat 2 lipatan sehingga berbentuk segi empat, lalu dicelupkan ke dalam air hangat. Handuk yang sudah basah diangkat dan diperas dengan perkiraan masih ada sedikit air yang tertinggal dalam handuk tersebut.
Handuk kecil yang sudah diperas tadi kemudian diletakkan di atas handuk tipis yang sudah diletakkan pada bagian tubuh pasien
Handuk kecil tersebut kemudian dibungkus ( masih pada tubuh pasien ) dengan handuk besar dibawahnya.
Bungkusan kompres tadi kemudian ditutup dengan plastik lembaran yang menyelimuti pasien.
Pasien diselimuti dengan selimut lagi hingga ke dada.
Jika kompresan terasa panas sehingga pasien tidak nyaman, maka suhu disesuaikan. Bila suhu kompresan sudah turun sehingga pasien sudah tidak merasakan panas dari kompres tersebut, segera ganti dengan kompres yang baru tetapi sebelum kompres yang baru siap untuk diletakkan, kompres yang lama jangan diangkat terlebih dahulu.
Lakukan pengompresan selama 15 hingga 30 menit.
Perhatikan kenyamanan pasien.
Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
Plastik dibuka, bungkusan handuk juga dibuka
Handuk yang digunakan untuk mengompres diambil.
Rapikan peralatan
B. Kompres Dingin
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian posterior pasien, misalnya punggung bawah.
Pasien diposisikan tengkurap seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai leher ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.
Es yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam plastik 1 kiloan kemudian dilipat ( pipih-lebar ), lalu lipatan es dimasukkan lagi ke dalam plastik berukuran sama. Lipat lagi sehingga berbentuk segi empat pipih.
Bungkusan es diletakkan di atas handuk tipis di tubuh pasien.
Sisa handuk dilipatkan untuk menutup bungkusan es.
Tutupkan plastik lembaran ke lipatan handuk berisi kompres es tadi.
Selimut ditutupkan ke tubuh pasien hingga seluruh punggung tertutup.
Pengompresan dilakukan selama 5 hingga 10 menit.
Perhatikan kenyamanan pasien.
Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
Plastik dibuka, lipatan handuk juga dibuka
Es diambil, handuk diambil.
Rapikan peralatan.
6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dan dokumentasi bertujuan untuk:
Melihat / mengetahui efek hasil terapi~
Membandingkan kondisi patologis sebelum dan sesudah diberikan terapi~
Menentukan tindakan / terapi selanjutnya.~
yang dimaksudè Gangguan sensibilitas ~ adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti berikut:
a. Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es).
b. Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal sambil mengenalkan rasa / sensasi yang dirasakan oleh pasien ( pasien diminta untuk melihat pengujian / pengenalan ini).
c. Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujuan sensasi yang sebenarnya dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya .
2. Pemilihan metode terapi
Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien ( tahap 1 ). Apakah pasien akan diterapi dengan kompres panas atau dengan kompres dingin.
3. Persiapan alat
Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi kompres panas dan kompres dingin:
a. Kompres panas
Plastik lembaran + 1 m2ü
Baskom / tempat penampungan air panasü
2 buah handuk kecilü
1 buah handuk besar ( tipis)ü
selimutü
b. Kompres dingin
Plastik lembaran + 1 m2ü
Baskom / tempat penampungan air dingin dan esü
Plastik 1 kiloan + 4 buahü
1 buah handuk besar ( tipis)ü
selimutü
4. Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.
5. Teknik pelaksanaan
Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Teknik pelaksanaan terapi dengan kompres panas tentunya berbeda dengan kompres dingin. Akan tetapi yang perlu diperhatikan juga ( baik kompres panas maupun dingin ) adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan posisi pasien.
Posisi pasien adalah sebagai berikut:
ü Pasien diposisikan telentang jika daerah tubuh yang akan diterapi berada di anterior. Sebaliknya, pasien diposisikan tengkurap bila bagian tubuh yang akan diterapi di posterior.
Pada posisiü telentang, tungkai pasien diangkat kemudian diganjal dengan guling dibawah lututnya. Pada posisi tengkurap yang diganjal adalah pergelangan kaki bagian anterior.
Pada posisi telentang, pasienü diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke dada, sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas. Pada posisi tengkurap, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke leher ( bagian bawah ) sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas.
Pada posisi telentang, salah satu tangan pasienü diposisikan di atas perut. Pada posisi tengkurap, kedua lengan pasien diposisikan abduksi 90o dengan siku fleksi 90o.
A. Kompres Panas
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian anterior pasien, misalnya perut.
Pasien diposisikan telentang seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai dada ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.
Handuk kecil dilipat 2 lipatan sehingga berbentuk segi empat, lalu dicelupkan ke dalam air hangat. Handuk yang sudah basah diangkat dan diperas dengan perkiraan masih ada sedikit air yang tertinggal dalam handuk tersebut.
Handuk kecil yang sudah diperas tadi kemudian diletakkan di atas handuk tipis yang sudah diletakkan pada bagian tubuh pasien
Handuk kecil tersebut kemudian dibungkus ( masih pada tubuh pasien ) dengan handuk besar dibawahnya.
Bungkusan kompres tadi kemudian ditutup dengan plastik lembaran yang menyelimuti pasien.
Pasien diselimuti dengan selimut lagi hingga ke dada.
Jika kompresan terasa panas sehingga pasien tidak nyaman, maka suhu disesuaikan. Bila suhu kompresan sudah turun sehingga pasien sudah tidak merasakan panas dari kompres tersebut, segera ganti dengan kompres yang baru tetapi sebelum kompres yang baru siap untuk diletakkan, kompres yang lama jangan diangkat terlebih dahulu.
Lakukan pengompresan selama 15 hingga 30 menit.
Perhatikan kenyamanan pasien.
Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
Plastik dibuka, bungkusan handuk juga dibuka
Handuk yang digunakan untuk mengompres diambil.
Rapikan peralatan
B. Kompres Dingin
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian posterior pasien, misalnya punggung bawah.
Pasien diposisikan tengkurap seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai leher ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.
Es yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam plastik 1 kiloan kemudian dilipat ( pipih-lebar ), lalu lipatan es dimasukkan lagi ke dalam plastik berukuran sama. Lipat lagi sehingga berbentuk segi empat pipih.
Bungkusan es diletakkan di atas handuk tipis di tubuh pasien.
Sisa handuk dilipatkan untuk menutup bungkusan es.
Tutupkan plastik lembaran ke lipatan handuk berisi kompres es tadi.
Selimut ditutupkan ke tubuh pasien hingga seluruh punggung tertutup.
Pengompresan dilakukan selama 5 hingga 10 menit.
Perhatikan kenyamanan pasien.
Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
Plastik dibuka, lipatan handuk juga dibuka
Es diambil, handuk diambil.
Rapikan peralatan.
6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dan dokumentasi bertujuan untuk:
Melihat / mengetahui efek hasil terapi~
Membandingkan kondisi patologis sebelum dan sesudah diberikan terapi~
Menentukan tindakan / terapi selanjutnya.~