Sunday, 27 August 2017

Hidroterapi Kompres Panas dan Dingin



Dalam penatalaksanaan hidroterapi kompres panas dan dingin, tahap-tahap penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:
~  berkaitan dengan tingkat keparahan kondisièKondisi patologis pasien  patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan terapi yang akan diberikan.

 yang dimaksud
è Gangguan sensibilitas ~ adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti berikut:

a. Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es).
b. Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal sambil mengenalkan rasa / sensasi yang dirasakan oleh pasien ( pasien diminta untuk melihat pengujian / pengenalan ini).
c. Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujuan sensasi yang sebenarnya dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya .


2. Pemilihan metode terapi
Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien ( tahap 1 ). Apakah pasien akan diterapi dengan kompres panas atau dengan kompres dingin.


3. Persiapan alat
Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi kompres panas dan kompres dingin:

a. Kompres panas
 Plastik lembaran + 1 m2
ü
 Baskom / tempat penampungan air panas
ü
 2 buah handuk kecil
ü
 1 buah handuk besar ( tipis)
ü
 selimut
ü

b. Kompres dingin
 Plastik lembaran + 1 m2
ü
 Baskom / tempat penampungan air dingin dan es
ü
 Plastik 1 kiloan + 4 buah
ü
 1 buah handuk besar ( tipis)
ü
 selimut
ü


4. Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.


5. Teknik pelaksanaan
Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Teknik pelaksanaan terapi dengan kompres panas tentunya berbeda dengan kompres dingin. Akan tetapi yang perlu diperhatikan juga ( baik kompres panas maupun dingin ) adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan posisi pasien.

Posisi pasien adalah sebagai berikut:

ü Pasien diposisikan telentang jika daerah tubuh yang akan diterapi berada di anterior. Sebaliknya, pasien diposisikan tengkurap bila bagian tubuh yang akan diterapi di posterior.
 Pada posisi
ü telentang, tungkai pasien diangkat kemudian diganjal dengan guling dibawah lututnya. Pada posisi tengkurap yang diganjal adalah pergelangan kaki bagian anterior.
 Pada posisi telentang, pasien
ü diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke dada, sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas. Pada posisi tengkurap, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke leher ( bagian bawah ) sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas.
 Pada posisi telentang, salah satu tangan pasien
ü diposisikan di atas perut. Pada posisi tengkurap, kedua lengan pasien diposisikan abduksi 90o dengan siku fleksi 90o.



A. Kompres Panas
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian anterior pasien, misalnya perut.
 Pasien diposisikan telentang seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
š

š Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai dada ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.

 Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.
š

š Handuk kecil dilipat 2 lipatan sehingga berbentuk segi empat, lalu dicelupkan ke dalam air hangat. Handuk yang sudah basah diangkat dan diperas dengan perkiraan masih ada sedikit air yang tertinggal dalam handuk tersebut.

 Handuk kecil yang sudah diperas tadi kemudian diletakkan di atas handuk tipis yang sudah diletakkan pada bagian tubuh pasien
š

 Handuk kecil tersebut kemudian dibungkus ( masih pada tubuh pasien ) dengan handuk besar dibawahnya.
š

 Bungkusan kompres tadi kemudian ditutup dengan plastik lembaran yang menyelimuti pasien.
š

 Pasien diselimuti dengan selimut lagi hingga ke dada.
š

š Jika kompresan terasa panas sehingga pasien tidak nyaman, maka suhu disesuaikan. Bila suhu kompresan sudah turun sehingga pasien sudah tidak merasakan panas dari kompres tersebut, segera ganti dengan kompres yang baru tetapi sebelum kompres yang baru siap untuk diletakkan, kompres yang lama jangan diangkat terlebih dahulu.

 Lakukan pengompresan selama 15 hingga 30 menit.
š

 Perhatikan kenyamanan pasien.
š

 Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
š

 Plastik dibuka, bungkusan handuk juga dibuka
š

 Handuk yang digunakan untuk mengompres diambil.
š

 Rapikan peralatan
š



B. Kompres Dingin
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian posterior pasien, misalnya punggung bawah.

 Pasien diposisikan tengkurap seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
š

š Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai leher ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.

 Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.
š

š Es yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam plastik 1 kiloan kemudian dilipat ( pipih-lebar ), lalu lipatan es dimasukkan lagi ke dalam plastik berukuran sama. Lipat lagi sehingga berbentuk segi empat pipih.

 Bungkusan es diletakkan di atas handuk tipis di tubuh pasien.
š

 Sisa handuk dilipatkan untuk menutup bungkusan es.
š

 Tutupkan plastik lembaran ke lipatan handuk berisi kompres es tadi.
š

 Selimut ditutupkan ke tubuh pasien hingga seluruh punggung tertutup.
š

 Pengompresan dilakukan selama 5 hingga 10 menit.
š

 Perhatikan kenyamanan pasien.
š

 Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
š

 Plastik dibuka, lipatan handuk juga dibuka
š

 Es diambil, handuk diambil.
š

 Rapikan peralatan.
š


6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dan dokumentasi bertujuan untuk:
 Melihat / mengetahui efek hasil terapi
~
 Membandingkan kondisi patologis sebelum dan sesudah diberikan terapi
~
 Menentukan tindakan / terapi selanjutnya.
~



Makalah Konsep Dasar Pemeriksaan Klinik





KONSEP DASAR PEMERIKSAAN KLINIK


DI
S
U
S
U
N

OLEH :

NILAWATI




 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GETSEMPENA
2009/2010


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Istilah epidural sering pendek untuk anestesi epidural, suatu bentuk anestesi regional yang melibatkan suntikan obat melalui kateter ditempatkan ke dalam ruang epidural. Suntikan dapat menyebabkan hilangnya kedua sensasi (anestesi) dan hilangnya rasa sakit (analgesia), dengan menghalangi transmisi sinyal melalui saraf di dalam atau di dekat sumsum tulang belakang.
Ruang epidural (atau extradural ruang atau ruang peridural) adalah bagian dari tulang belakang manusia. Ini adalah ruang di dalam tulang kanal tulang belakang tetapi di luar membran disebut dura mater (kadang-kadang disebut "dura"). Kontak dengan permukaan batin dura membran lain disebut arachnoid mater ( "arachnoid"). The arachnoid mencakup cairan cerebrospinal yang mengelilingi sumsum tulang belakang.
Spinal anestesi adalah teknik dimana sebuah obat bius lokal disuntikkan ke dalam cairan cerebrospinal. Teknik ini memiliki beberapa kesamaan dengan anestesi epidural, dan dua teknik dapat dengan mudah dikacaukan dengan satu sama lain.

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui teknik dan cara untuk menanggulangi penyakit-penyakit dengan cara epidural, terapi panas dingin dan kompres
1.3  Sistematika Penulisan
      - Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan
         penulisan, dan sistematika penulisan.
      - Bab II merupakan bab Pembahasan yang merupakan esensi dari isi makalah tersebut ini
- Bab III adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.









BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
Epidural anestesi dan analgesia
Indikasi Menyuntikkan obat ke dalam ruang epidural terutama dilakukan untuk analgesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sejumlah teknik yang berbeda dan untuk berbagai alasan. Selain itu, beberapa efek samping dari epidural analgesia mungkin dapat bermanfaat dalam keadaan tertentu (misalnya vasodilasi mungkin bermanfaat jika pasien menderita penyakit pembuluh darah perifer). Ketika kateter ditempatkan ke dalam ruang epidural (lihat di bawah) infus kontinu dapat dipertahankan selama beberapa hari, jika diperlukan. Analgesia epidural dapat digunakan:
·         Untuk analgesia sendirian, di mana operasi tidak dipertimbangkan. Epidural untuk menghilangkan rasa sakit (misalnya dalam melahirkan) adalah tidak mungkin menyebabkan hilangnya kekuatan otot, tetapi biasanya tidak cukup untuk operasi.
·         Sebagai tambahan untuk anestesi umum. Para ahli anestesi dapat menggunakan analgesia epidural di samping anestesi umum. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan pasien opioid analgesik. Metode ini cocok untuk berbagai jenis operasi, berhubung dgn ginekologi misalnya pembedahan (misalnya histerektomi), bedah ortopedi (misalnya penggantian pinggul), bedah umum (misalnya laparotomi) dan operasi vaskular (misalnya aneurisma aorta terbuka perbaikan). Lihat juga caudal epidural, di bawah ini.
·         Sebagai satu-satunya teknik untuk anestesi bedah. Beberapa operasi, paling sering operasi Caesar, dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi epidural sebagai satu-satunya teknik. Biasanya pasien akan tetap terjaga selama operasi. Dosis yang diperlukan untuk anestesi jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk analgesia.
·         Untuk analgesia pasca operasi, di salah satu dari dua situasi di atas. Analgesik diberikan ke dalam ruang epidural selama beberapa hari setelah operasi, asalkan kateter telah dimasukkan. Melalui penggunaan yang dikendalikan pasien epidural analgesia (PCEA) pompa infus, pasien dapat diberikan kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit setelah operasi diberikan obat melalui epidural.
·         Untuk perawatan sakit punggung. Injeksi analgesik dan steroid ke dalam ruang epidural dapat meningkatkan beberapa bentuk sakit punggung. Lihat di bawah.
·         Untuk pengobatan sakit kronis atau peringanan gejala di terminal perawatan, biasanya dalam jangka pendek atau jangka menengah.

Ruang epidural lebih sulit dan berisiko untuk mengakses naik sebagai salah satu tulang belakang, sehingga teknik epidural yang paling cocok untuk analgesia untuk dada, perut, panggul atau kaki. Mereka adalah (biasanya) banyak yang kurang cocok untuk analgesia untuk leher, atau lengan dan tidak mungkin bagi kepala (karena persarafan sensorik untuk kepala muncul langsung dari otak melalui saraf tengkorak dan bukan dari sumsum tulang belakang melalui ruang epidural.)
2.1    Pengertian
-          Epidural
Epidural  termasuk dalam anestesi regional, yaitu pembiusan yang hanya diberikan di bagian tubuh tertentu saja. Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan pembiusan total. Suntikan diberikan dengan cara mengebaskan bagian bawah perut dan kaki. Akibatnya, kontraksi yang dirasakan ibu bersalin tak lagi terasa.
Pada persalinan spontan, kebanyakan ibu memilih untuk memperoleh tindakan epidural saat bukaannya sudah mencapai 4 sampai 5 cm. Bila persalinan dilakukan dengan operasi Caesar, epidural dilakukan sebelum operasi. Dengan epidural, Anda akan tetap terjaga, dan meringankan rasa sakit saat pemulihan sehingga calon ibu merasa lebih santai.
Keuntungan yang pernah diklarifikasikan lebih dari 90% wanita yang mendapatkan epidural terbebas total dari rasa sakit. Selain membuat tenang dan lebih nyaman, epidural juga memungkinkan Anda untuk fokus dan memberikan kekuatan untuk ikut aktif dalam pengalaman bersalin Anda Pikiran Anda akan jauh lebih tenang. Sekarang ini epidural lebih umum dilakukan karena kaki dan paha tidak kebas sepenuhnya, sehingga mama merasa lebih nyaman.
Kerugian melakukan epidural terkadang anda merasa hanya kebas pada satu sisi badan, atau merasa ada sebagian kecil dari perut yang tidak terbius. Mungkin dapat membuat anda menggigil atau gemetar.
Epidural dapat memperlama waktu persalinan, terlebih saat mengejan karena tak bisa menentukan tekanan. Beberapa perempuan mengalami kesulitan buang air kecil setelah diberikan epidural.
-          Terapi Panas Dingin
Osteoartritis sendi lutut merupakan salah satu penyakit degeneratif yang berkembang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan fisik baik dari tingkat impairment (terutama keluhan nyeri), tingkat disability sebagai akibat terganggunya kemampuan aktivitas hidup sehari-hari dan tingkat handicaps dimana penderita tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Nyeri adalah alasan utama yang mendorong penderita osteoartritis lutut untuk mencari pengobatan. Pengurangan nyeri terutama adalah melalui rehabilitasi medik (pencegahan tersier) berupa modalitas fisik, salah satunya adalah terapi panas dan terapi dingin.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh frekuensi, lama dan keteraturan mengikuti terapi terhadap keluhan nyeri pada penderita osteoartritis lutut dengan terapi panas dan terapi dingin. Diharapkan dengan dianalisisnya hal-hal tersebut dapat memotivasi penderita osteoartritis lutut untuk mengikuti rehabilitasi medik.
Rancang bangun penelitian ini adalah cross sectional. Besar sampel adalah 78 responden. Untuk karakteristik responden dan karakteristik nyeri dianalisis secara deskriptif. Untuk melihat ada tidaknya pengurangan keluhan nyeri sendi lutut sebelum dan sesudah mengikuti terapi panas dan terapi dingin digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test, kemudian untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti dilakukan uji Regresi Ordinal. Sebagian besar responden berumur 45-54 tahun (37,2%), berjenis kelamin wanita (91%), mempunyai tingkat pendidikan SMP (35,9%), dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (56,4%).
Setelah diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test, didapatkan perbedaan keluhan nyeri lutut antara sebelum dan sesudah mengikuti terapi, baik pada penderita osteoartritis lutut dengan terapi panas (2-tailed = 0,000) maupun dengan terapi dingin (2-tailed = 0,000).
Hasil Regresi Ordinal menunjukkan pada penderita osteoartritis dengan terapi panas, frekuensi (sig. = 0,141 dan 0,814) dan lama (sig. = 0,479) mengikuti terapi tidak berpengaruh terhadap keluhan nyeri, sedangkan keteraturan mengikuti terapi (sig. = 0,000) berpengaruh terhadap keluhan nyeri. Pada penderita osteoartritis dengan terapi dingin, lama mengikuti terapi (sig. = 0,895) tidak berpengaruh terhadap keluhan nyeri, sedangkan frekuensi (sig. = 0,000) dan keteraturan (sig. = 0,002) mengikuti terapi berpengaruh terhadap keluhan nyeri.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan frekuensi dan keteraturan mengikuti terapi berpengaruh terhadap keluhan nyeri pada penderita osteoartritis lutut. Pada penderita osteoartritis lutut disarankan untuk mengikuti terapi sesuai dengan frekuensi dan keteraturan yang dianjurkan oleh dokter.
-          Kompres
Bagian tubuh yang sering didera keluhan nyeri adalah leher, kaki, dan tangan. Selain obat dan terapi, untuk pertolongan pertama bisa dilakukan kompres. Dari jenisnya, kompres dibagi menjadi dua, yakni kompres dingin dan hangat, yang memiliki manfaat berikut :
Kompres hangat
Ø  Dapat dilakukan dengan menempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri
Ø  Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
Ø  Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah.

Kompres dingin
Ø  Yang digunakan adalah kantong berisi es batu (cold pack), bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin.
Ø  Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup) dan penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.


Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih dari 30 menit.









BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Epidural  termasuk dalam anestesi regional, yaitu pembiusan yang hanya diberikan di bagian tubuh tertentu saja. Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan pembiusan total. Suntikan diberikan dengan cara mengebaskan bagian bawah perut dan kaki. Akibatnya, kontraksi yang dirasakan ibu bersalin tak lagi terasa.
Menurut para dokter, panas yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi  darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu, panas juga berfungsi menghilangkan sensasi sakit. Dari mana sumber panasnya? Anda bisa menggunakan berbagai peralatan seperti lapik pemanas (heating pad), lampu  pemanas atau menggunakan uap panas dengan cara mandi air hangat atau kompres dengan kain yang telah direndam dalam air panas.
Berbeda dengan panas, kompres dingin mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh darah. Meskipun sensasi dari kompres air es atau kompres kantung es akan menimbulkan rasa tidak nyaman di awal, tetapi cara ini bisa meredam rasa sakit.

3.2     Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan dalam pelayanan kesehatan agar lebih berhati-hati dan waspada dalam mengambil keputusan, dan seharusnya untuk lebih mendalami bidang-bidangnya agar kelak tidak salah dalam menanggulangi suatu permasalahan yang dihadapi